This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Namanya Pak Haryono



Bus yang saya tumpangi dari Semarang, pagi itu merapat di Jakarta pukul 6. Yup, hari itu saya ada workshop tentang social media di daerah Sudirman. Awalnya saya merencanakan untuk menggunakan busway saja untuk menuju Sudirman, tapi seketika rencana itu mendadak berubah, ketika turun dari bus, saya melihat beberapa tukang ojek menawarkan jasanya.

Sesaat turun dari Bus, saya pun masih belum memilih mau menggunakan tukang ojek yang mana, sampai pada akhirnya ada seorang tukang ojek yang menyapa saya dengan bahasa jawa. Akhirnya saya mengobrol sejenak, tawar menawar harga dan tentunya dengan bahasa jawa :D. singkat cerita, saya diantar oleh tukang ojek itu yang ternyata bernama Pak Haryono, yang perkiraan saya berusia 50 tahunan.

Selama perjalanan, sedikit terkejut juga saya dengan cara mengendarai motornya, yang agak serabutan, namun setelah saya melihat pengendara yang lain juga seperti itu, saya sedikit maklum. Jakarta memang kota yang penuh kompetisi, siapa cepat dia dapat.
Seru juga pagi itu, karena belum tahu, gedung tempat workshop ada dimana, akhirnya yang ada muter2, tanya2 kesana kemari :D. Apalagi saya yang blank dengan Jakarta, manut saja dibawa kesana kemari, saya mikirnya, hari masih pagi, masih banyak waktu untuk menikmati kota Jakarta dengan kesibukannya di pagi hari. Berasa membelah jalanan Jakarta waktu itu. Hampir sejam setelah muter2, sampai juga akhirnya di salah satu gedung di dekat Senayan. Sore harinya, saya sudah pesan ke Pak Haryono, untuk menjemput saya lagi, untuk mengantarkan saya ke Pasarsenen dan untungnya mau hehe :D.

Ketika malam, sesampai di Stasiun, saya mengajak Pak Haryono makan malam di warung. Saat makan bareng itu, saya banyak bertanya tentang kehidupan Pak Har dan keluarga, dan dari cerita Pak Har, ternyata istrinya orang Purwodadi dan mempunyai 5 orang anak, 4 lainnya sudah mandiri dan menikah sedangkan yang 1 masih sekolah. Seharian itu, ceritanya saya membooking Pak Har untuk nganter saya . Seru, perjalanan kali ini di Jakarta.

Thanks Jakarta. Thanks Pak Har.

Asyiknya Berjalan Kaki



Kebiasaan ini mulai saya lakukan ketika tahun 2010, saya memutuskan untuk keluar dari rumah dan belajar hidup mandiri, alasannya ya memang karena terpaksa, karena nggak punya motor dan uang pun pas2an waktu itu. Ada uang tapi untuk naik angkot rasanya eman-eman banget, mending untuk makan keesokan hari. Saya mikirnya, badan capek bisa istirahat, tapi kalo nggak bisa makan ya malah bikin repot lagi.

Pernah waktu itu, ada kejadian, ada calon klien minta ketemuan untuk tanya2 foto pre wedd dan weddingnya, dan waktu itu belum ada dealing. Saat itu, uang yang ada hanya bisa untuk sekali jalan pulang, karena jalur berangkat ke rumah calon klien agak ribet, akhirnya dari kost menuju rumah klien, saya memutuskan jalan kaki sambil bawa peralatan untuk presentasi, ya sekitar perjalanan 40 menitan dan saya masih inget waktu itu, saya transit ke salah satu warteg, untuk ganti baju karena kaos yang saya pakai basah karena keringat :D.

Dari situlah yang membuat saya sampai sekarang suka dengan berjalan kaki, dan karena ada banyak hal menarik yang terlewatkan kalo kita naik motor atau mobil . Coba sesekali berjalan kaki, melihat dunia dari sudut pandang pejalan kaki, selain sehat juga seru lho.. :D

"setiap langkah adalah harapan untuk meraih mimpi2 kita :) "

Aku, Bali dan Mimpi2ku



Masih berkutat dengan Bali lagi ya :).

Seperti mimpi rasanya, bisa menginjakkan kaki di Bali lagi bulan Agustus kemarin. Masih inget, rasanya awal tahun ini, udah nabung sedikit-sedikit untuk pergi ke Bali, bahkan tiket PP Pesawat sudah terbeli, namun h-1 keberangkatan, semuanya di cancel. Ya karena, ada sedikit kendala, dana hasil menulis artikel yang rencananya bakal jadi uang saku, terlambat cairnya.  Ya sudah bisa dipastikan, bagaimana kecewanya, plan yang sudah diatur macem2, batal.

Waktu itu, saya hanya bilang ke diri sendiri, “suatu saat bakal ada penggantinya, bisa pergi ke Bali J”. Dan bulan Agustus, ada kabar yang membuat saya surprise sekali, mendadak ada ajakan pergi ke Bali, padahal jujur, udah nggak kepikiran lagi tentang Bali. Sebelum libur lebaran pun juga masih belum ada plan, mau kemana-mana, dan tawaran itu pun mendadak datang, saya pun mengiyakan. Finally, saya datang ke Bali, lagi.

2 tahun yang lalu, saya pernah punya rencana untuk tinggal disana, dan bahkan sudah dihitung biaya hidup disana, tapi, akhirnya rencana tinggalah rencana. Akhirnya terkubur seiring semakin memburuknya “kondisi” saya waktu itu. Jangan kan untuk berpikir tinggal di Bali, buat beli pulsa saja susahnya minta ampun.

Lagi-lagi saya meyakini satu hal, IMPIAN, sekalipun orang lain selalu menyurutkan semangat kita untuk meraih mimpi dan impian, jangan sampai melepaskan semua itu J. Sampai hari ini pun, saya masih terus berjuang untuk mencapai IMPIAN dan MIMPI, ditengah2 ketidakpercayaan orang lain terhadap saya J. Hidup ini memang luar biasa, pelajaran demi pelajaran saya dapatkan, gratis J.

Bulan kemarin, Bali sudah saya datangi, masih ada satu kota, yang dari dulu ingin saya datangi, Singkawang, ada apa disana? Entah, saya sendiri juga tidak tahu, tapi ada yang menarik saya untuk datang kesana J.

“Percaya MIMPI dan IMPIANmu,, :)”

Jumat, 30 Agustus 2013

SUARA-SUARA KETENANGAN



Welcome Back :D
Hampir sebulan nggak share tulisan,,
Banyak draft yang siap dikembangkan,,
Banyak catatan2 kecil yang tertulis selama hampir sebulan ini
Banyak perjalanan, banyak cerita, banyak pengalaman J

..

Tulisan ini tentang pengalaman saya beberapa waktu di Pulau Dewata Bali. Bali, siapa yang hari ini tidak tahu tentang Bali? Saya pikir semuanya sudah tahu ya tentang pulau yang unik dan cantik ini J. Dan untuk kesekian kalinya, akhirnya saya kembali lagi ke Pulau Seribu Pura itu, setelah hampir 10 tahun lebih. Antara rasa excited dan rasa syukur yang terus terucap, karena sekali lagi masih bisa menikmati Bali, meskipun harus berpisah sejenak dengan belahan hati :) ( maaffff,,, ).

Saya menyebut perjalanan ini dengan “Spiritual Trip”, kenapa? Karena saya sedang “mencari” sesuatu dalam kehidupan ini, tentang rasa kehidupan. Dan Bali, adalah salah satu tempat yang sudah lama sekali saya impi2kan, bukan tentang perjalanan Bali dengan hura2nya, tapi Bali dengan sisi “spiritual”nya.

Di Bali, saya sempat mampir ke salah satu pusat oleh2, dimana selain belanja, pemilik usaha ini juga menyajikan menu yang lain di bagian belakang toko, yaitu bangunan khas Bali, dengan Pura dan Patung Dewa – Dewi yang dikelilingi dengan pepohonan yang rindang, singkat kata, nyaman dan adem. Di salah satu sudut, saya melihat seorang ibu dengan menggunakan baju putih (seperti halnya yang biasa kita lihat dari perayaan2 keagamaan di Bali) sedang menyiapkan sesajian untuk ritual upacara dan ketika sedang sibuk memperhatikan ibu ini, sayup-sayup terdengar alunan lagu dari sebuah radio, entah bahasa apa, mungkin bahasa Bali dengan diiringi alat music tradisional, mungkin lagu puji2an, sekilas terdengar seperti bunyi2an instrument music di film2 India, dan bahasanya pun menurut saya terdengar mirip.

Suara dari musik itu yang “menyentuh” saya, ada semacam perasaan tenang yang tiba-tiba datang. Alunan yang sederhana, dari sebuah alat music tradisional, namun membuat saya menjadi tenang. Sampai hari ini, musik itu terus terngiang2, ada rasa penasaran memang untuk mencari, namun saya memilih untuk tidak mencari, karena dengan seperti itu, saya tahu akan menemukan musik itu hanya di satu tempat, Bali :).

"akan selalu ada harapan untuk kembali,
bukan hanya kembali, tapi untuk menjalani waktu.. bersama "

Sabtu, 03 Agustus 2013

Kisah Klasik di Masa Depan

17147_1309853230709_2812926_n

Pagi ini, baru pukul 2 dini hari. Ada rasa rindu yang menyeruak. Tiba-tiba memang. Rindu kepada sahabat2 di kampus. Sahabat yang dulu selalu bersama-sama. Sahabat yang selalu ada disetiap waktu. Bukan hanya 1-2 orang, tapi ada 13 orang, dengan segala macam keunikkannya masing-masing. Dan kita ber 13, juga punya tanggal jadian – tanggal 31 oktober, pas hallowen :D hehehe.

Beberapa sahabat sudah menikah, beberapa sedang menikmati karirnya sebagai pegawai dan yang lain, tak terdengar lagi kabarnya. Dan saya salah satunya yang “menghilang” dari peredaran. Terakhir bertemu saat, mengunjungi salah satu sahabat yang baru saja ngelahirin baby. Dan setelah itu, lost contact. Ya itu lah, terakhir bertemu, itu pun tidak semua berkumpul.

Sekarang jumlahnya tidak lagi 13 orang, karena sudah nambah dengan keberadaan suami, istri dan anak. Bahkan tidak hanya itu, uniknya para “mantan2” pacar sahabat dan juga saya pastinya :D, juga sering nongkrong bareng, tambah banyak sekarang. Paling tidak, itu yang saya lihat dari foto-foto di facebook saat sahabat-sahabat ngumpul.

Dulu, ketika masih aktif dikampus, kita pernah punya mimpi, punya rumah gede dengan 13 kamar, dan tempat ngumpulnya adalah di kolam renang, jadi dari balkon kamar bisa langsung meluncur dengan pipa besar kayak di ancol :D. Mungkin mereka sudah lupa, dengan mimpi itu, bahkan mungkin sudah tidak ingat lagi, kapan “jadian” kita semua dirayakan.

Hei “Crazy Clown Community” – I MISS U ALL :D !!!

Tentang Helaan Nafas



Pernahkah merasakan berada di suatu kondisi yang berat? Yang mau tidak mau harus diperjuangkan, sekalipun tidak ada harapan yang tampak. Hanya ada Anda dan realita yang ada di depan Anda. Dan ketika Anda menengok kebelakang, tidak ada lagi jalan untuk kembali. Pilihannya hanya satu, maju.

Apa yang akan Anda lakukan, berhenti dan menyerah atau sejenak menghela nafas dan kemudian melangkah maju? Ketika semua ini tentang Anda, mungkin masih ada kesempatan untuk menyerah, namun ketika ini berkaitan dengan orang lain, apakah masih ada pilihan untuk menyerah?

Tidak ada jalan kembali. Tidak pernah ada. Meratapinya juga tak akan membuat jalan kembali itu muncul, hanya akan membuat Anda terjatuh ke dalam lubang yang lebih dalam. Anda masih punya penyemangat, sekalipun tidak ada harapan yang kelihatan.

Dan, ketika pada akhirnya, semuanya berjalan namun tidak sesuai kehendak Anda, berhentilah sejenak untuk menghela nafas, bukan untuk meratapi, tapi memberikan senyuman terbaik atas pencapaian Anda :)…