Rabu, 20 Agustus 2014

Pasrah.

ssikumiss.tumblr.com

Ketika kata itu disebut, yang ada dipikiran kita pasti tentang “tidak tahu lagi harus bagaimana”, “tidak tahu harus ngapain lagi”, “tidak tahu harus kemana lagi” dan lain sebagainya. Yang intinya, semuanya selesai. Tapi benarkah Pasrah itu seperti itu?

Ini cerita saya tentang Pasrah. Definisi Pasrah menurut saya adalah ketika sudah tidak ada lagi jalan, tidak tahu harus kemana, bukan berarti saya berhenti dan tidak melakukan apa-apa tapi saya harus terus bergerak dan berharap melalui doa. Bukankah ketika kita tidak mampu merubah yang ada, yang bisa kita lakukan hanya berdoa? Paling tidak itu yang saya yakini. Bergerak dan berdoa, keduanya.

Berada di zona Pasrah, bisa dibilang seperti berada di zona abu-abu. Ibarat melangkah, kita tidak tahu harus melangkah kemana. Di zona inilah kita dituntut untuk legowo, tidak lagi mengandalkan ego dan kekuatan kita. Mengakui bahwa kita sudah tidak mampu bukan perkara yang mudah, tidak banyak yang bisa menerima kekalahan.

Dengan Pasrah, secara tidak langsung kita menyerahkan hidup kita untuk dicarikan solusi oleh kepada siapapun kita memasrahkan diri. Berbicara Pasrah memang tidak bisa dipisahkan dengan Percaya. Biasanya, ketika kita Pasrah, kita akan Percaya bahwa ada Tuhan atau orang lain yang akan mencarikan jalan keluar. Ada Harapan besar disitu. Kuncinya hanya satu, kita manut. Dan lagi-lagi, itu bukan hal mudah.

Dan yang menjadi acuan saya sampai saat ini untuk terus bergerak adalah Mimpi. Kita hidup harus punya mimpi, karena mimpi yang akan membuat hidup kita berbeda tiap harinya. Akan selalu ada pencapaian yang terjadi setiap hari. Orang yang tidak punya mimpi sekalipun bergerak pun hanya asal bergerak, tidak bergerak maju dan ketika mereka berada di zona pasrah, disitulah mereka akan berhenti. Nothing to do.

Pasrah bukan berarti diam dan tidak berusaha. Pasrah itu terus berusaha bergerak dengan cara merendahkan hati dan ego. Pernah ada ungkapan, “Ketika kita turun tangan, Tuhan angkat tangan – Ketika kita angkat tangan, Tuhan yang turun tangan’, berkali-kali ungkapan itu terjadi dalam kehidupan saya. Kita akan selalu membutuhkan bantuan Tuhan melalui orang lain, karena siapapun kita, kita punya batasan yang tidak bisa dilawan.

Ketika berada di zona pasrah, jangan pernah lupakan untuk terus bergerak dan percayalah akan selalu ada harapan untuk mencapai mimpi-mimpi.

source pic: ssikumiss.tumblr.com

0 komentar:

Posting Komentar