This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 20 Agustus 2014

Pasrah.

ssikumiss.tumblr.com

Ketika kata itu disebut, yang ada dipikiran kita pasti tentang “tidak tahu lagi harus bagaimana”, “tidak tahu harus ngapain lagi”, “tidak tahu harus kemana lagi” dan lain sebagainya. Yang intinya, semuanya selesai. Tapi benarkah Pasrah itu seperti itu?

Ini cerita saya tentang Pasrah. Definisi Pasrah menurut saya adalah ketika sudah tidak ada lagi jalan, tidak tahu harus kemana, bukan berarti saya berhenti dan tidak melakukan apa-apa tapi saya harus terus bergerak dan berharap melalui doa. Bukankah ketika kita tidak mampu merubah yang ada, yang bisa kita lakukan hanya berdoa? Paling tidak itu yang saya yakini. Bergerak dan berdoa, keduanya.

Berada di zona Pasrah, bisa dibilang seperti berada di zona abu-abu. Ibarat melangkah, kita tidak tahu harus melangkah kemana. Di zona inilah kita dituntut untuk legowo, tidak lagi mengandalkan ego dan kekuatan kita. Mengakui bahwa kita sudah tidak mampu bukan perkara yang mudah, tidak banyak yang bisa menerima kekalahan.

Dengan Pasrah, secara tidak langsung kita menyerahkan hidup kita untuk dicarikan solusi oleh kepada siapapun kita memasrahkan diri. Berbicara Pasrah memang tidak bisa dipisahkan dengan Percaya. Biasanya, ketika kita Pasrah, kita akan Percaya bahwa ada Tuhan atau orang lain yang akan mencarikan jalan keluar. Ada Harapan besar disitu. Kuncinya hanya satu, kita manut. Dan lagi-lagi, itu bukan hal mudah.

Dan yang menjadi acuan saya sampai saat ini untuk terus bergerak adalah Mimpi. Kita hidup harus punya mimpi, karena mimpi yang akan membuat hidup kita berbeda tiap harinya. Akan selalu ada pencapaian yang terjadi setiap hari. Orang yang tidak punya mimpi sekalipun bergerak pun hanya asal bergerak, tidak bergerak maju dan ketika mereka berada di zona pasrah, disitulah mereka akan berhenti. Nothing to do.

Pasrah bukan berarti diam dan tidak berusaha. Pasrah itu terus berusaha bergerak dengan cara merendahkan hati dan ego. Pernah ada ungkapan, “Ketika kita turun tangan, Tuhan angkat tangan – Ketika kita angkat tangan, Tuhan yang turun tangan’, berkali-kali ungkapan itu terjadi dalam kehidupan saya. Kita akan selalu membutuhkan bantuan Tuhan melalui orang lain, karena siapapun kita, kita punya batasan yang tidak bisa dilawan.

Ketika berada di zona pasrah, jangan pernah lupakan untuk terus bergerak dan percayalah akan selalu ada harapan untuk mencapai mimpi-mimpi.

source pic: ssikumiss.tumblr.com

Minggu, 10 Agustus 2014

19 tahun



Pagi ini tak sengaja membaca status BBM adik perempuan. “11-08-1995 / 11-08-2014”. Yup, 19 tahun sudah berlalu tanpa terasa. Hari itu, saya masih ingat. Mendadak dini hari, rumah penuh dengan tetangga-tetangga yang berkumpul. Saya dan adik-adik yang tertidur lelap, dibangunkan dan diajak untuk pindah, tidur dirumah salah satu tetangga kami. Saya masih kelas 1 SMP waktu itu dan adik-adik saya pun masih kecil.

Ketika mencoba kembali tidur, tiba-tiba suara sirine ambulan memecah kesunyian pagi itu. Itu ambulan yang membawa jenazah Papah kami tercinta. Setelah berjuang lama dengan penyakit-penyakit yang dideritanya, Papah menyerah. Hari itu, hari jumat. Yang menurut orang tua jaman dulu, orang ketika meninggal di hari jumat adalah orang yang baik.

Saya mengamini.

Kepergian Papah merubah segalanya. Kehidupan dirumah seperti tidak ada spirit ketika Mamah dengan sangat jelas terpukul dengan kepergian Papah. Tapi saya percaya, ketika satu cerita berakhir, ada cerita baru yang dimulai. Dan semuanya berproses dengan sendirinya untuk saya, adik2 dan juga untuk Mamah sendiri.

19 tahun sudah berlalu. Dan Papah, selalu ada dalam ingatan kami, keluarga kecilnya.

Selasa, 05 Agustus 2014

Tidak Ada Kata Terlambat



Kutipan itu saya ditemukan disela-sela browsing untuk menulis artikel. Sebuah kutipan yang menurut saya sederhana namun bermakna sangat dalam. Iya, tidak pernah ada kata terlambat untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik. Bukankah hal-hal yang tidak baik itu memang harus kita lalui dahulu untuk pengalaman kehidupan pribadi, baru kita mengetahui mana yang baik dan buruk, maupun yang salah dan benar. Kesalahan yang terjadi di masa lalu, akan menjadi pelajaran terbaik untuk diri kita.

Tidak selamanya kesalahan yang pernah dibuat itu akan dikenang sebagai kesalahan. Ada waktunya mengubah persepsi bahwa kesalahan yang pernah dibuat sebagai pelajaran yang harus kita alami untuk proses mendewasakan diri. Normalnya seorang manusia, selalu ada keinginan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Menurut saya, tidak ada orang yang bisa menikmati hidupnya hari ini dengan tenang tanpa memikirkan kesalahannya di masa kemarin. Tapi bukan berarti berfokus ke masalah yang telah terjadi tapi berfokus ke solusi untuk mencari jalan keluar.

Memang ada kalanya kesalahan itu tidak pernah lepas dari diri kita menurut orang lain. Kita pernah melakukan kesalahan, dan akan selalu dijudge salah oleh orang lain. Hal ini memang akan melemahkan mental kita, namun sekali lagi, jangan berfokus kepada hal-hal yang melemahkan. Teruslah bergerak dan berfokuslah terhadap hal-hal yang menurut kita benar. Suara-suara sumbang yang terdengar itu sangat layak diabaikan.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Siapa lagi kalo bukan diri kita sendiri yang mengupayakan untuk menjadi lebih baik. Niatkan hati dan pikiran untuk mencapai kebenaran, meskipun akan ada hambatan yang datang. Terus bergerak.

Keep Moving Forward!