Kamis, 11 Juli 2013

Bagaimana Masa Kecilmu?



Siapa yang dulu ketika masih kecil, sering kali dimarahin ortu? Anyone? :). Mungkiin sebagian besar, pernah ya :). Saya sendiri juga menjadi salah satunya, pernah dimarahi oleh ortu. Dan dulu, ortu saya nggak tanggung2, kalo memberi hukuman, nggak tanggung2, secara fisik, dipukul pake sapu pernah, pake rotan yang bikin kulit itu jadi merah2, kadang2 dikata2i juga dan sering juga dikunci di kamar. Kalo dibilang bandel, sepertinya nggak juga, karena masa kecil saya dulu, saya jadi anak rumahan. Kegiatan sehari2, sekolah, pulang, belajar, sekolah, pulang, belajar, terusss seperti itu. Hehehe ya itulah masa kecil saya :D.

Dan ternyata, budaya itu sampe sekarang terus terjadi di keluarga saya, meskipun tidak secara ekstrim, secara fisik. Pernah saya mengetahui, salah satu keponakan saya itu sedang belajar matematika waktu itu, usianya baru 6 thn, menurut saya anaknya cerdas, tapi ya maaf, karena lingkungannya yang memang kurang mensupport, akhirnya anak itu jadi mendowngrade dirinya sendiri. Mamahnya ketika mengajari alias nyinauni itu buat saya agak aneh, karena ketika anak tidak mengerti, yang ada malah anak dibentak2 dan dimarahi, bukannya diberi penjelasan.

Mungkin, niatnya baik ya, agar anak lebih disiplin dan mau belajar, tapi menurut saya, itu malah membuat anak menjadi tertekan. Seakan2 anak itu menjadi sansak hidup, SALAH berarti harus DIMARAHI, SALAH berarti harus DIHUKUM. Ya mungkin, tiap orang punya caranya masing2 dalam mendidik anak, begitu juga dengan ortu saya. Saya tidak menyalahkan, saya pernah dididik dengan cara seperti itu, tapi yang pasti, saya tidak akan mengikuti jejak ortu saya. Karena secara pribadi, ada efek psikis yang saya alami sehingga membuat ketakutan tersendiri dalam diri saya dan mungkin ortu atau siapapun yang pernah mengasuh saya, sama sekali tidak mengetahuinya.

Kesalahan adalah suatu pelajaran, karena dari situ anak bisa belajar untuk lebih baik dan harapannya ke depan, tidak diulangi lagi kesalahannya, ya menurut saya, idealnya ortu membimbing anak, ya harus sabar, karena dengan jalan marah2, tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada malah, anak akan takut, menjadi pendendam, menjadi minder, memiliki jarak dalam hubungan keluarga dan ujung2nya malah anak itu brutal. Karena selalu di marahi dengan nada2 keras.

Saya sih memang belum punya anak, saya menulis ini dari sudut pandang anak dan berdasar pengalaman pribadi :D. Ya namanya anak, sekalipun salah, ya tugasnya orang tua untuk mengingatkan dan menunjukkan jalan yang benar, pastinya dengan sabar. Kalo anak, dilahirkan hanya untuk dimarahi, sedikit2 disalahkan, ya siap2 saja dengan bom waktu, karena anak akan frustasi :). Mungkin ortu lupa, cara berpikirnya anak itu berbeda-beda, namun dipukul rata, karena tidak mengerti yang harus dilakukan.

Anak punya imajinasi yang luar biasa, mereka tidak berpikir seperti orang dewasa. mungkin orang dewasa menganggap yang dilakukan anak itu salah, tapi tidak buat anak itu, mereka punya dunia sendiri. Hal itu pula, yang membuat saya seneng berusaha dan belajar sabar menarik hati anak kecil, karena saya tidak pernah tahu, apa yang ada dalam pikiran mereka, selalu menjadi kejutan tersendiri buat saya :).

Jangan merasa bangga, ketika anak patuh karena ortunya harus marah terlebih dulu, inget, dia bukan patuh, tapi dia takut :).

0 komentar:

Posting Komentar