Kemarin siang selepas menyelesaikan sedikit urusan, saya menyempatkan mampir ke “rumah” seorang sahabat. Saya mengenalnya sejak tahun 2008 an, namun kenal lebih dekat lagi setelah tahun 2010 menjadi teman satu kost. Dan di kost itulah, perjalanan saya dan dia dimulai. Saya memulai kehidupan dari nol dan dia pun juga terseok2 menapaki kehidupannya yang menurut saya serba misterius.
Susah senang, rasanya semuanya dijalani bersama di rumah kost itu. Kadang makan, kadang enggak, bahkan kadang hanya bergantung kepada air gallon, karena saking nggak punya duit untuk beli makan. Dari situlah karakter terbentuk, hubungan saya dan dia lebih erat.
Menurut saya, dia sebenarnya orang yang cerdas, hidupnya didedikasikan untuk dunia fotografi, boleh dibilang sangat tergila2, namun karena stylenya yang nyeleneh, banyak yang menyia2kan kalo menurut bahasa saya. Sering saya bilang ke dia, harusnya dengan skill yang dimiliki, harusnya punya vendor sendiri, jangan ikut orang terus. Namun ternyata, dia memang nyaman hidup sebagai freelancer, dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Bisa dibilang, lebih rasanya kalo hanya sekedar sahabat, setiap hari bertemu, berdiskusi bareng, ya sama menempatkan dia sebagai kakak, meskipun usianya hampir sama dengan saya. Dia, yang meracuni saya dengan berbagai skill yang saya punya saat ini, video editing, dia yang ngajari, motret pun dia juga yang ngajari, kalo urusan editing foto, dari dulu saya sudah pasrahin ke dia kalo ada job, saya akui skillnya keren banget.
Terkadang rindu juga untuk ngobrol, guyon2, dolan, ngejob bareng dan kerinduan itu saya tumpahkan kemarin, di “rumah”nya, di areal pemakaman di sudut kampung.
Hampir 2 tahun, dia pergi, kenangan tetap terjaga, hubungan masih sama. Hanya saja dia sudah pulang terlebih dulu.
Miss You Bro!
Rabu, 25 September 2013
Jalan Pulang
22.37
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar