Setiap kita pasti dilahirkan dengan membawa mimpi2. Mimpi yang selalu diharapkan akan membawa ke kehidupan yang lebih baik, sekalipun banyak perngorbanan yang harus ditebus untuk mencapainya. Bahkan bisa jadi setelah semua yang dikorbankan, mimpi2 itu tak pernah tercapai sama sekali.
Mungkin saja, mimpi2 yang kita selalu yakini itu bukan mimpi2 yang akan membawa kita menuju ke masa yang lebih baik. Mimpi2 itu hanya menjadi pintu penghubung menuju mimpi2 baru kita yang sebenarnya. Dan kita tidak pernah tahu, kemana mimpi2 itu akan berujung. Itu rahasia Tuhan sepenuhnya. Kita tidak pernah tahu.
Tulisan ini saya buat, setelah semalam saya melihat film Tabula Rasa hasil karya anak negeri. Dari pertama, saya melihat cuplikan film ini, saya sudah tertarik meskipun belum tahu cerita ini tentang apa kecuali tentang masakan Padang. Film ini memiliki kemasan yang bagus, dimana nilai-nilai yang ada, mulai dari mimpi seorang lelaki Papua dan keputusasaannya karena tidak sesuai harapan, tentang hati seorang manusia yang tidak bisa dibohongi ketika ada orang lain yang mengalami kesusahan, serta tentang bisnis dan problematikanya. Film ini humanis dan natural.
Kita memang selalu berhak untuk bermimpi, tapi jangan pernah lupakan siapa pemilik rencana terbaik di dunia ini, Tuhan. Selalu ada jalan untuk kembali memulai dari awal, ketika jalan yang kita lewati itu buntu. Ada banyak hal yang membuat kita tidak mengerti, kenapa semua terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita. Berhentilah bertanya2, dan belajarlah untuk meyakini bahwa Tuhan merencanakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih baik.
Dan yang pasti, kita tidak pernah sendirian. Sama halnya ketika Mak menemukan Hans yang tergeletak di atas jembatan penyeberangan dan menolongnya. Sama halnya di kehidupan kita, saat semuanya pergi, saat semuanya meninggalkan, akan ada orang lain yang selalu ada untuk kita. Memberikan harapan kepada kita untuk melanjutkan hidup dengan mimpi2 yang baru.
Senin, 29 September 2014
Tentang Mimpi Yang Baru.. ( Tabula Rasa )
16.37
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar