This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 29 September 2014

Tentang Mimpi Yang Baru.. ( Tabula Rasa )



Setiap kita pasti dilahirkan dengan membawa mimpi2. Mimpi yang selalu diharapkan akan membawa ke kehidupan yang lebih baik, sekalipun banyak perngorbanan yang harus ditebus untuk mencapainya. Bahkan bisa jadi setelah semua yang dikorbankan, mimpi2 itu tak pernah tercapai sama sekali.

Mungkin saja, mimpi2 yang kita selalu yakini itu bukan mimpi2 yang akan membawa kita menuju ke masa yang lebih baik. Mimpi2 itu hanya menjadi pintu penghubung menuju mimpi2 baru kita yang sebenarnya. Dan kita tidak pernah tahu, kemana mimpi2 itu akan berujung. Itu rahasia Tuhan sepenuhnya. Kita tidak pernah tahu.

Tulisan ini saya buat, setelah semalam saya melihat film Tabula Rasa hasil karya anak negeri. Dari pertama, saya melihat cuplikan film ini, saya sudah tertarik meskipun belum tahu cerita ini tentang apa kecuali tentang masakan Padang. Film ini memiliki kemasan yang bagus, dimana nilai-nilai yang ada, mulai dari mimpi seorang lelaki Papua dan keputusasaannya karena tidak sesuai harapan, tentang hati seorang manusia yang tidak bisa dibohongi ketika ada orang lain yang mengalami kesusahan, serta tentang bisnis dan problematikanya. Film ini humanis dan natural.

Kita memang selalu berhak untuk bermimpi, tapi jangan pernah lupakan siapa pemilik rencana terbaik di dunia ini, Tuhan. Selalu ada jalan untuk kembali memulai dari awal, ketika jalan yang kita lewati itu buntu. Ada banyak hal yang membuat kita tidak mengerti, kenapa semua terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita. Berhentilah bertanya2, dan belajarlah untuk meyakini bahwa Tuhan merencanakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih baik.

Dan yang pasti, kita tidak pernah sendirian. Sama halnya ketika Mak menemukan Hans yang tergeletak di atas jembatan penyeberangan dan menolongnya. Sama halnya di kehidupan kita, saat semuanya pergi, saat semuanya meninggalkan, akan ada orang lain yang selalu ada untuk kita. Memberikan harapan kepada kita untuk melanjutkan hidup dengan mimpi2 yang baru.

Minggu, 28 September 2014

Hari Yang Penuh Senyuman



Pernahkah dalam hidup, kita merasa bahwa semua yang kita lakukan salah menurut orang lain,
pikiran suntuk dengan kehidupan yang crowded, emosi yang menumpuk2 dan tidak lagi bisa terkontrol, merasa sendirian dan tidak ada lagi teman untuk sekedar sharing, dan rasanya masalah tidak pernah berhenti datang? Jujur, saya pernah mengalaminya.

Mungkin di sekitar kita banyak teman atau saudara, tapi saya yakin tidak semuanya bisa memahami apa yang kita rasakan. Amarah, emosi, dendam, ketika semuanya datang disaat yang tidak tepat dan kita tidak mampu mengontrolnya dengan baik, semuanya akan membuat hari2 kita berantakan. Kita tidak lagi fokus untuk menyelesaikan persoalan tapi malah berada di pusaran persoalan, yang akhirnya menarik persoalan-persoalan baru dalam kehidupan kita.

Ketika saya mengalami masa-masa itu, di pikiran ini rasanya banyak sekali yang ingin diceritakan kepada orang lain. Dan saya tidak bisa cerita kepada sembarang orang, hanya orang yang bisa dipercaya dan orang yang bisa mendengar tanpa harus mengejudge. Saya rela melakukan perjalanan 20 jam dalam sehari untuk pulang pergi demi hanya untuk sharing yang maksimal hanya 2 jam, karena saya berbeda kota dengan teman yang sudah saya anggap sodara ini.

Dari pengalaman saya, ada satu hal yang saya yakini bahwa saat kita ditinggalkan orang-orang di kala kita mendapat masalah, akan selalu ada 1,2 atau banyak orang yang akan selalu ada buat kita. Salah satu cara Tuhan menunjukkan kepada kita, siapa sebenarnya teman-teman kita. Jangan patah semangat saat masalah datang menghimpit. Belajar untuk mengalihkan fokus dan jangan pernah hilangkan keyakinan akan solusi. Percaya, kita tidak akan pernah sendirian dalam menjalani kehidupan ini, melalui siapa saja pertolongan Tuhan itu bisa terjadi. kuncinya satu, jangan menutup diri dan belajar untuk berbagi.

Akan selalu ada jalan, bagi siapapun yang berharap kepada-Nya.
Belajar berdamai dengan kehidupan di masa lalu, tenangkan hati dan pikiran dan jangan pernah menyerah.
Hari yang penuh senyuman akan datang.

Tuhan menyertai perjalanan kita semua.



Jumat, 26 September 2014

Bermimpilah, sekecil apapun itu.



Dari kecil saya memang tidak pernah diajari untuk bermimpi. Hanya pertanyaan2 yang klise yang diajukan waktu kecil dulu, “kamu kalo sudah besar mau jadi apa?”, “cita-citamu apa?”. Setelah itu, tidak ada tindak lanjutnya dan tidak ada satupun yang kejadian nyata sampai hari ini dari semua jawaban yang dulu pernah terlontar. Hanya sebatas pertanyaan saja waktu kecil dulu.

Saya mulai belajar bermimpi untuk masa depan setelah saya mulai belajar mandiri, hidup mulai dari nol dan benar-benar lepas dari keluarga. Sebelum saya keluar dari rumah, hidup saya sangat nyaman dan berpikir untuk bermimpi yang macam2 pun juga tidak. Semua ada, semua tercukupi. Dan perjalanan saya dimulai ketika harus merasakan hidup sendirian tanpa fasilitas yang biasanya tersedia.

Ibarat bahasanya jaman sekarang kehidupan saya dulu hanya mengalir, tidak tahu harus kemana. Bangun di hari yang baru, melakukan aktifitas rutin yang selalu berulang setiap hari tanpa pernah ada progres yang signifikan. Terlalu nyaman di satu fase tidak akan membuat kehidupan kita akan bergerak, yang ada malah kita akan semakin ketinggalan, karena orang lain berlomba-lomba untuk menuju mimpi2nya.

Tanpa tujuan yang jelas dan tanpa mimpi2 yang kita bangun, kita tidak akan pernah berjalan kemana-mana. Seolah-olah saja kita bergerak tapi sebenarnya kita jalan ditempat. Terkadang yang punya mimpi2 pun juga tidak bergerak kemana-mana karena mereka hanya bermimpi saja tanpa berusaha mewujudkan mimpi2nya, apalagi buat orang yang tidak punya mimpi.

Jangan membatasi mimpi2 karena keadaan kita sekarang. Mimpi2 kita tidak diukur dari keadaan kita hari ini, karena ada mimpi2lah yang membuat kita termotivasi untuk terus bergerak dan mencapainya. Memang tidak mudah meraih mimpi2 itu. Tapi ketika kita tidak bergerak, sangat pasti mimpi2 itu tidak pernah bisa kita capai. Percayai Mimpi2 kita, itu kuncinya. Akan selalu ada rintangan, akan selalu ada yang melemahkan semangat. Selama kita mau fokus dan berserah kepada-Nya, semua akan bisa diatasi.

Mimpi2 itu Tujuan Hidup Kita
Bermimpilah, sekecil apapun itu.

Jumat, 12 September 2014

Cerita Nomadic Heart

nomadicheartui

Saya tahu buku ini, ketika si Mbak waktu itu menunjukkan buku barunya, dan buku inilah yang ditunjukkan. Nomadic Heart. Sebuah buku tentang perjalanan. Sebuah buku yang berisi tentang pengalaman traveler bersama teman2nya. Dan saat itu saya hanya tertarik dengan quotenya. “Berhentilah menandai peta, biarkan hatimu yang memandu”. Itu saja.

Si Mbak yang waktu itu sedang gandrung tentang traveling, bercerita bahwa buku ini di tulis oleh seseorang bernama Ari dari Solo. Melihatnya sangat antusias bercerita tentang penulis itu. Terlintas buat nemuin si Mbak dengan penulis ini. Pasti seneng si Mbak. Singkat cerita, googling lah saya di dunia maya dan ketemulah akun twitter si penulis ini. @ariysoc.

Tidak perlu waktu lama buat melobi penulis ini untuk ketemu. Dan kebetulan waktu itu, kalo saya tidak salah ingat, Kang Ari ini sedang ada project di Semarang. Setelah atur waktu, akhirnya saya dan si Mbak, bertemulah untuk pertama kalinya dengan penulis “Nomadic Heart” ini. Layaknya orang yang baru pertama ketemu, canggung dan jaim menjadi satu.

Dan waktu itu, ketika saya pertama kali bertemu dengan Kang Ari, isi dari Nomadic Heart pun saya nggak tahu. Ada rasa khawatir juga, kalo tiba-tiba ditanyain, “gimana bukunya?”. Skak Mat. Pasti diam seribu bahasa. Dan untungnya pertanyaan itu tidak pernah muncul karena si Mbak dan Kang Ari asyik dengan obrolan mereka tentang traveling. Saya pun hanya manggut-manggut saja. Nggak mudeng yang diobrolin.

Pada akhirnya dari buku Nomadic Heart, menjadikan saya, si Mbak dan Kang Ari entah semacam saudara atau apapun lah namanya. Sering kami ketemu di Semarang untuk sharing. Mengobrol sampai larut. Cerita tentang apa saja.

Ini bukan tentang isi buku. Ini tentang buku Nomadic Heart itu sendiri yang membuat kami saling mengenal. Hati pun bukan bercerita tentang cinta saja, tapi juga tentang persaudaraan yang baru. Teman baru, suasana baru dan dunia yang baru. Tapi semuanya yang baru hanya akan menjadi sia-sia ketika yang lama diabaikan dan yang lebih parah, sengaja dihilangkan.

 

Senin, 08 September 2014

Teruslah Bermimpi.



Semalam secara tidak sengaja, saya menemukan sebuah video lama yang saya unggah di youtube 1-2 tahun yang lalu. Video yang mempunyai like cukup banyak selama sejarah saya upload di youtube. Tapi bukan tentang like itu yang saya tulis di sini tapi proses perjalanan menuju banyak mimpi.

Video itu mengingatkan saya pada suatu masa diperjalanan hidup, yang menurut saya benar-benar abu-abu. Masa antara ya dan tidak. Masa yang penuh pertanyaan. Sebuah masa dimana saya tidak tahu harus kemana dan harus bagaimana. Masa yang penuh keterbatasan. Yang saya tahu, saya punya mimpi, dan hari itu adalah hari yang harus saya lalui untuk menuju mimpi2. Penanda buat saya, bahwa saya pernah ada di masa itu.

Video yang dibuat dengan segala keterbatasan. Komputer pentium 4 yang di rakit untuk kebutuhan kantor. Yang sebenarnya tidak mampu digunakan untuk kebutuhan editing.

 

http://www.youtube.com/watch?v=Ewywg4AHIpw

 

Saya sendiri tidak pernah meyakini adanya kebetulan dalam hidup. Selalu ada proses yang harus dilalui terlebih dahulu untuk mencapai hari ini. Tidak ada yang pernah tahu tentang masa depan. Ketika hari ini, banyak yang bilang saya beruntung. Yup, saya meyakini hal itu. Bukan semata faktor LUCK saja semuanya terjadi hari ini, saya meyakini ini pun juga karena proses demi proses luar biasa yang telah terjadi dalam hidup saya. Menyiapkan diri untuk mendapatkan keberuntungan dan serentetan kebetulan. Proses menuju mimpi2.

Dan yang pasti, saya tidak pernah meninggalkan keyakinan yang kuat tentang mimpi dan masa depan kepada Sang Pemilik Hidup. Karena Dia lah, semuanya boleh terjadi. Pasrah atas segalanya dalam hidup. Menyadari bahwa semua proses yang terjadi sampai kemarin tidak ada yang sia-sia.

Teruslah bermimpi, berserah kepada-Nya dan meyakini itu semua. Terus bergerak, karena akan selalu ada pintu-pintu yang akan terbuka bagi siapapun yang mau berusaha, yang akan membawa ke kehidupan seperti yang kita impi-impikan.

 

 

 

Rabu, 20 Agustus 2014

Pasrah.

ssikumiss.tumblr.com

Ketika kata itu disebut, yang ada dipikiran kita pasti tentang “tidak tahu lagi harus bagaimana”, “tidak tahu harus ngapain lagi”, “tidak tahu harus kemana lagi” dan lain sebagainya. Yang intinya, semuanya selesai. Tapi benarkah Pasrah itu seperti itu?

Ini cerita saya tentang Pasrah. Definisi Pasrah menurut saya adalah ketika sudah tidak ada lagi jalan, tidak tahu harus kemana, bukan berarti saya berhenti dan tidak melakukan apa-apa tapi saya harus terus bergerak dan berharap melalui doa. Bukankah ketika kita tidak mampu merubah yang ada, yang bisa kita lakukan hanya berdoa? Paling tidak itu yang saya yakini. Bergerak dan berdoa, keduanya.

Berada di zona Pasrah, bisa dibilang seperti berada di zona abu-abu. Ibarat melangkah, kita tidak tahu harus melangkah kemana. Di zona inilah kita dituntut untuk legowo, tidak lagi mengandalkan ego dan kekuatan kita. Mengakui bahwa kita sudah tidak mampu bukan perkara yang mudah, tidak banyak yang bisa menerima kekalahan.

Dengan Pasrah, secara tidak langsung kita menyerahkan hidup kita untuk dicarikan solusi oleh kepada siapapun kita memasrahkan diri. Berbicara Pasrah memang tidak bisa dipisahkan dengan Percaya. Biasanya, ketika kita Pasrah, kita akan Percaya bahwa ada Tuhan atau orang lain yang akan mencarikan jalan keluar. Ada Harapan besar disitu. Kuncinya hanya satu, kita manut. Dan lagi-lagi, itu bukan hal mudah.

Dan yang menjadi acuan saya sampai saat ini untuk terus bergerak adalah Mimpi. Kita hidup harus punya mimpi, karena mimpi yang akan membuat hidup kita berbeda tiap harinya. Akan selalu ada pencapaian yang terjadi setiap hari. Orang yang tidak punya mimpi sekalipun bergerak pun hanya asal bergerak, tidak bergerak maju dan ketika mereka berada di zona pasrah, disitulah mereka akan berhenti. Nothing to do.

Pasrah bukan berarti diam dan tidak berusaha. Pasrah itu terus berusaha bergerak dengan cara merendahkan hati dan ego. Pernah ada ungkapan, “Ketika kita turun tangan, Tuhan angkat tangan – Ketika kita angkat tangan, Tuhan yang turun tangan’, berkali-kali ungkapan itu terjadi dalam kehidupan saya. Kita akan selalu membutuhkan bantuan Tuhan melalui orang lain, karena siapapun kita, kita punya batasan yang tidak bisa dilawan.

Ketika berada di zona pasrah, jangan pernah lupakan untuk terus bergerak dan percayalah akan selalu ada harapan untuk mencapai mimpi-mimpi.

source pic: ssikumiss.tumblr.com

Minggu, 10 Agustus 2014

19 tahun



Pagi ini tak sengaja membaca status BBM adik perempuan. “11-08-1995 / 11-08-2014”. Yup, 19 tahun sudah berlalu tanpa terasa. Hari itu, saya masih ingat. Mendadak dini hari, rumah penuh dengan tetangga-tetangga yang berkumpul. Saya dan adik-adik yang tertidur lelap, dibangunkan dan diajak untuk pindah, tidur dirumah salah satu tetangga kami. Saya masih kelas 1 SMP waktu itu dan adik-adik saya pun masih kecil.

Ketika mencoba kembali tidur, tiba-tiba suara sirine ambulan memecah kesunyian pagi itu. Itu ambulan yang membawa jenazah Papah kami tercinta. Setelah berjuang lama dengan penyakit-penyakit yang dideritanya, Papah menyerah. Hari itu, hari jumat. Yang menurut orang tua jaman dulu, orang ketika meninggal di hari jumat adalah orang yang baik.

Saya mengamini.

Kepergian Papah merubah segalanya. Kehidupan dirumah seperti tidak ada spirit ketika Mamah dengan sangat jelas terpukul dengan kepergian Papah. Tapi saya percaya, ketika satu cerita berakhir, ada cerita baru yang dimulai. Dan semuanya berproses dengan sendirinya untuk saya, adik2 dan juga untuk Mamah sendiri.

19 tahun sudah berlalu. Dan Papah, selalu ada dalam ingatan kami, keluarga kecilnya.