Beberapa teman sempet saya tanyai,
perihal pekerjaan dan gaji mereka. Rata-rata ketika saya tanyain, apa yang kamu cari dari pekerjaanmu? Kompak, semua menjawab, untuk uang. Dan saya coba Tanya lagi, apakah itu berarti, kamu bekerja demi uang? Lagi-lagi kompak, menjawab iya semua. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan jawaban itu semua. Wajar.
Tapi terkadang timbul pertanyaan dalam hati, kalo semua hanya karena uang, apakah mereka menikmati pekerjaan itu?
Saya akan coba share, cerita seseorang nih.
Dia mengawali karirnya sebagai marketing, kalo tidak salah 8 tahun yang lalu. Mengawali semuanya dari nol, mulai mencari klien, menghandle klien dan sebagainya, ya intinya jobdesk nya marketing.
Learning by doing, itu yang dilakukannya. Yang namanya belajar dari nol, pasti banyak nggak enaknya, karena belum tentu yang senior2 mau ‘menurunkan’ ilmunya dengan Cuma2. Patah semangat? Tidak lah, bukan cirinya dia :).
Semuanya dilakoni dengan hati dan hati-hati. Belajar dari banyak orang. Dan jujur, saya juga belajar banyak dari dia. Kadang banyak yang bertanya dan berasumsi kepada dia, tentang bulanan, gajinya. Diantara teman-temannya seangkatan, yang mungkin levelnya pun juga sudah tinggi, gajinya memang tidak seberapa, bisa dibilang sangat jauh dari bayangan orang2. Saya nggak akan bilang disini, meskipun tahu ya :). Rahasia dapur katanya hehehe.
Beberapa kali saya juga menyarankan untuk mencari kantor yang mau menghargai jerih payahnya lebih dari sekarang. Namun jawabannya sederhana,”aku mencintai pekerjaan ini, rasanya tidak seperti bekerja”. Itu jawabannya yang awalnya bikin saya geleng2, namun akhir2 ini saya juga dibikin geleng2 lagi karena sepertinya uang terus mengejarnya, how come?
Ini rahasianya, ketika dia ketemu klien, dia selalu membuat klien nyaman, dalam artian meskipun berkaitan dengan pekerjaan, tidak semuanya harus kaku. Ya seperti memperlakukan klien itu seperti sahabat, saudara bahkan family.
Dari kedekatan-kedekatan itu, klien yang pernah dihandle pun akhirnya bercuap-cuap kepada temen2nya sesama pengusaha, efek getok tularnya sangat terasa. Itu yang membuat uang mengejarnya, memang secara gaji tidak ada apa2nya dibandingkan rekan2nya, tapi dari target2 yang masuk, kucuran fee pun juga akan membanjiri dengan sendirinya :).
Cara dia membangun networking patut saya acungi jempol, lebih memilih memaksimalkan potensi yang dia punya daripada meributkan gajinya yang kecil. Banyak-banyak bersyukur kata dia, itu juga kunci yang tak kalah pentingnya :).
Bagaimana dengan Anda? :)
“Pilih pekerjaan yang Anda cintai sehingga Anda tak perlu lagi (merasa) bekerja dalam hidup Anda.” - Confucius
*hari ini tgl 8 April 2013
orang yang saya ceritakan muncul di Buah Bibir Tribun Jogja
Reblogged this on Cerita Si Kumis.
BalasHapus