Punya bisnis clothing shop sejak tahun 2009, mengelola dengan cara yang biasa2 saja, mencari rekanan produksi dan susahnya mencari pelanggan, ingat ya pelanggan, bukan hanya pembeli yang setelah beli 1 kali terus tidak pernah kembali. Sempat terbesit, mau dibawa kemana, seperti apa kedepannya?
Tahun berganti, monoton, tidak ada yang istimewa, meskipun pundi2 uang terus mengalir. Jujur, saya jenuh, karena menjadi rutinitas. Dan yang tidak bisa saya lupakan, saya dan mbak pacar yang mengelola sendiri. Ribut pun sering terjadi karena beda cara penanganan, ya itu pun saya syukuri, menjadi pengalaman juga, yang akhirnya membuat saya mengelola cloth shop itu sendiri.
Bikin design, bikin promo, cek facebook, cek web komunitas, cek orderan sampai packing pun saya lakukan sendiri. Capek? Iya, pake banget. Itu masih ratusan kaos dalam sebulan, nggak bisa bayangin bagaimana kalo ribuan, puluhan ribu atau selebihnya, pusing. Tenaga terbatas, apalagi kalo nggak online, nggak dapat duit, menangis dah. Ya itulah pengalaman, setidaknya sampai 2012 kmrn, yang akhirnya membuat saya memilih vakum dari usaha cloth shop, hampir setahun.
Bulan ini, jadi tonggak sejarah, untuk kembali mengelola cloth shop ini, ya bisa dibilang reborn. Tapi saya tidak akan melakukan dengan cara yang tradisional seperti kemarin. Cara baru, semangat baru, rekor omset yang baru.
Cara baru yang saya lakukan, mencari gudangnya designer untuk mensupply kebutuhan design produk, mencari TEAM – ini yang paling penting, saya tidak mau melakukan sendirian, saya mau focus saja, di marketing socmed, buat saya lebih asyik. Biar untuk urusan design, packaging, produksi, web dan lain2, dihandle oleh teman2. Tidak ada salahnya berbagi rejeki :).
Kamis, 25 April 2013
Ketika Kegilaan itu Terjadi
09.15
bizz, cara, Cerita Si Kumis, cloth, design, fokus, produksi, rejeki, Semangat, shop, socmed, team, web
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar