Kamis, 04 April 2013

Cinta, Bus dan Bandara

ahmad yani.main storyPagi itu, ketika bus meluncur memasuki jalan bebas hambatan, mataku sudah tak tertahankan lagi untuk tidur, ketika terbangun, bus sudah hampir sampai di terminal. “Jauh sekali dari tempat tujuan,” batinku. Setelah turun, aku bergegas menyeberang jalan untuk mencari bus-bus kecil yang ke jurusan bandara. Dan untungnya ada yang sejalur, kearah bandara.


Sampai bandara, baru jam 5.30, akhirnya aku memilih berjalan kaki menuju ke bandara daripada harus naik taksi atau ojek. Rasanya badanku memang capek setelah hampir 9 jam duduk di bus, tapi sudah tak kurasakan lagi, sesekali menghirup udara pagi dalam-dalam, aku menikmati langkah demi langkahku.

Sesampai di bandara, aku mulai bersih-bersih badan, cuci muka dan sebagainya. Masih jam 6 pagi ketika aku melihat jam. Kulihat info kedatangan, pesawat yang kutunggu itu datang sekitar jam 9 pagi. Aku tidak pergi kemana-mana pagi itu, aku hanya menjemput seseorang.

3 jam, waktupun terus bergulir, aku mencoba berjalan kesana kemari untuk menghilangkan bosan. Beberapa kali sempat mengobrol dengan driver2 yang menjemput bosnya. Dan akhirnya, aku duduk di ruang tunggu yang berjubel dengan barang2 penumpang, entah apa maksud mereka, menaruh barang2 itu di kursi ruang tunggu.

Sekitar jam 9.30, pesawat yang kutunggu dikabarkan sudah landing dengan selamat. Aku menunggu di pintu keluar untuk penerbangan internasional, satu persatu orang keluar dari pintu itu, tapi aku juga belum menemukan sosok itu. Entah kenapa hari itu rasanya bandara seperti terminal, tidak ada kesan eksklusif sama sekali, berjubel penuh sesak.

Hampir ½ jam aku menunggu, dan akhirnya keluarnya dia dari pintu itu. Wajahnya letih dan capek, tapi dia masih mampu untuk tersenyum. Aku muncul diantara kerumunan orang2 yang berjubel itu untuk membantunya membawakan tasnya. Aku hanya tersenyum ketika dia bertanya,”kok kamu disini?”. Tanpa banyak bicara, akhirnya kami pulang, aku tahu dia capek. Kurang lebih 1 jam, mobil yang kami tumpangi pun sampai dirumah.

Rasanya aku ikut seneng melihatnya happy, bisa trip ke luar negeri seperti yang diimpikan. Dan siang itu, aku langsung pulang lagi, menikmati 9 jam perjalanan lagi menuju rumahku. Mungkin capek, tapi semua sudah terbayar :).

Hari itu, aku berusaha menepati janjiku untuk menjemputnya.

0 komentar:

Posting Komentar