Tak selamanya perjalanan hidup itu menyenangkan, ada kalanya kita mengalami “kemacetan” atau “kecelakaan” dalam kehidupan yang kita jalani. Ketika 2 hal itu, terjadi dalam kehidupan saya, saya memilih untuk mensyukurinya, saya memilih untuk membahagiakan diri saya sendiri terlebih dulu agar punya pikiran yang tenang untuk mengurai “kemacetan” atau untuk meriview “kecelakaan” itu.
Bahagia, dikala sedang susah, memang bukan hal gampang. Tapi hal itu lebih baik dilakukan, daripada sudah mengalami kesusahan dan yang keluar adalah keluhan2, dijamin nggak bakalan ada yang namanya solusi. Jika ada yang bilang, “Wah enak banget ya bisa memilih untuk bahagia dalam kondisi yang sebenarnya tidak bahagia”, saya akan jawab, “Saya pun juga mengawalinya dengan belajar melakukan hal itu, tidak mudah tapi bisa dilakukan, tidak ada orang yang ahli dalam sekejap, tergantungnya kitanya sendiri mau atau tidak melakukannya”.
Sedikit flashback ke masa lalu, ketika berada di kondisi yang dulu rasanya parah, bisnis amburadul dan meninggalkan banyak tanggungan, kepala ini rasanya mau pecah, stres, tidur tidak nyenyak dan sebagainya, apakah waktu itu saya memilih bahagia? Sama sekali tidak kepikiran, boro2 bahagia waktu itu, tekanan datang dari mana2, dan itulah karena dulu saya fokus di tanggungan itu, bukan fokus di solusinya, jadi yang ada malah negatif ketemu negatif, akhirnya banjir negatif dalam kehidupan seperti orang yang merana :D dan itu saya alami.
Sampai detik ini, saya masih selalu belajar untuk terus Bahagia apapun kondisinya. Singkatnya, ketika kita bisa bersyukur, disitulah letak kedamaian hati, dan pasti bahagia – itu menurut saya. Karena bahagia itu ukuran yang relatif, tergantung dari mana melihatnya.
Selamat BerBAHAGIA :D.
0 komentar:
Posting Komentar