This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 Juni 2013

Sepenuh Hati Berkarya



Terakhir motret suatu acara, kalo tidak salah 1,5 tahun yang lalu. Kemarin ini dapat kesempatan lagi untuk motret, setelah lama sekali tidak motret acara. Rasanya memang beda, motret acara dengan hunting motret, lebih menguras tenaga motret acara karena banyak sekali momen2 yang harus di foto. Beban memotret suatu acara itu selalu ada, tapi saya bersyukur, selama ini beban2 seperti itu tidak pernah menjadi kendala.

Memotret itu ngilangin stress :D kalo menurut saya. Ada kepuasan sendiri yang saya rasakan, ketika hasil potretan itu berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Karena, hasil potretan saya itu, akan menjadi bukti sejarah bagi kehidupan orang lain. Maka dari itu, saya tidak mau setengah hati kalo untuk urusan motret. Prinsipnya sederhana, ada yang salah, pelajari kesalahannya, ulangi lagi, terus seperti itu latihannya.

Oya, kemarin motret itu dengan partner baru, yang memang sebelumnya belum pernah join sama sekali. Semuanya ternyata berjalan lancar. Ada rasa rindu, ketika setelah acara kemarin. Dulu ketika masih aktif ngejob motret dengan tim di vendor fotografi saya, selalu ada semacam perayaan kecil karena jobnya sudah selesai dan lancar, meskipun sebenarnya belum selesai 100%, karena setelah selesai acara, gantian Editor foto yang bekerja memilah dan mengedit hasil kerjaan :D. Ya, saya berusaha menyenangkan tim, karena mereka sudah support saya secara total. Dan Es Teh, seteko yang ukuran gede itu tidak boleh ketinggalan hahaha.

Vendor foto saya, sementara masih vakum, meskipun di situ ada peluang bagi orang lain untuk mendapatkan rejeki, mulai dari fotografer, crew, rental alat, rental mobil, editor, vendor album dan lain2. Ya step by step untuk saat ini, semoga ke depan, bisa bangkit lagi, meskipun usaha foto saya ini tidak pernah “tidur”. Hanya menunggu saat yang tepat, agar bisa maksimal dalam proses perjalanannya.

God Bless Photographer, and all of You,, The Reader :D.

Sabtu, 29 Juni 2013

Belajar Mengendalikan Diri



Sering saya baca berita2 online dan komentar-komentar yang muncul. Entah kenapa kok, rasanya ada yang aneh, tiap kali ada berita yang membahas tentang keburukan seseorang, aib seseorang atau hal2 yang tidak diharapkan, banyak sekali yang langsung menghujat melalui komentar-komentar. Dan yang paling pintar, adalah mengkait2kan satu permasalahan dengan lainnya, padahal sejatinya tidak terkait.

Contoh, hari ini berita tentang bintang legendaris Argentina, Maradona, yang datang ke Indonesia, banyak menerima kritikan karena banyak schedule yang tidak terlaksana dengan baik. Dan tanpa tedeng aling2 tanpa pernah mengetahui yang sebenarnya, komentar – komentar negatif itu muncul duluan. Separah itukah kondisinya, seakan2 komentator2 itu siap2 melampiaskan emosinya melalui tulisan yang negatif, kepada siapapun yang berbuat salah. Miris. Bisa dibaca di sini dan sini komentar2 itu :).

Berbicara dan menulis memang hak semua orang, bebas berpendapat, tapi merespon hal-hal yang bertentangan dengan pendapatmu tidak harus dengan cara-cara yang kasar. Mendingan diam apabila tidak mengerti yang sebenarnya terjadi. Belajar untuk mengendalikan diri. Think before you write and speak.

Belajar dari yang salah


*Apartemen TS, 29 Juni 2013*


Semalam saya mengobrol dengan salah satu orang, yang di masa lalunya punya cerita yang menurut pandangan saya cukup berat, dipenjara. Saya tidak bertanya, berapa lama dia berada di balik jeruji besi itu, tapi saya tergelitik tanya tentang penyebabnya. Dan, gara2 togel yang membuat dia meringkuk di penjara. Iseng2 saya tanya, berapa omsetnya semalam, kok sampai ketangkap dan jawabannya cukup mencengangkan, hampir 500 juta per malam, gede? Banget!


Terlepas yang dia ceritakan bener atau tidak, saya interogasi lagi nih ceritanya, bagaimana bisa mendapatkan duit sejumlah itu dalam waktu semalam, dan dia cerita, bagaimana dia mencari pasar di luar kota, karena di dalam kota sudah penuh sesak dengan bandar-bandar yang lain dan untuk menghandle jaringan yang dia buat, dia pasang beberapa orang kepercayaan di kota-kota yang dia “kuasai”, dan orang kepercayaan juga mencari orang lain lagi untuk mencari pemasang, jawaban itu saya akui pantas di acungi jempol. Dan yang pasti, Saya tidak akan mengikuti jejaknya untuk berjualan togel, nggak akan :D. cari yang halal2 saja, masih banyak peluangnya.


Dari kasusnya dia, saya belajar strateginya memasarkan produknya, yang pertama tentang caranya menciptakan pasar yang baru – market baru, yang tidak ada kompetitornya, dalam ilmu strategi marketing ini disebut Strategi Blue Ocean dan Steve Jobs dengan Apple kroaknya juga menggunakan strategi ini dalam berkompetisi dengan kompetitornya.


Yang kedua adalah, Networking dan sistem, ketika dia mengandalkan dirinya sendiri, tentunya banyak keterbatasan dalam mengelola penjualan produknya, dia lebih memilih untuk menciptakan jaringan untuk memudahkan yang kemudian diikuti dengan pembuatan sistem yang dihandle oleh manager areanya, sehingga dia tidak repot turun tangan lagi, karena sudah ada report dari manager2 areanya.


Yang terakhir, ada Team Salesnya, nah menurut dia, team sales ini yang turun langsung ke konsumen, dan kuncinya, jangan terlalu pelit untuk memberikan reward bagi orang-orang yang berada di jaringannya.


Catatan yang bisa saya ambil kali ini adalah, dari yang salah, selalu ada yang bisa dimaknai, selama kita masih mampu “melihat” dari sudut pandang yang lain. Selalu ada hal positif. Ikuti yang benar, jangan ikuti yang salah.


*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Jumat, 28 Juni 2013

Kebaikan Yang (sengaja) Dilupakan



*Apartemen TS, 28 Juni 2013*

Ketika perjalanan hidup yang saya tempuh sampai saat ini, saya coba review kembali, saya menemukan sekali banyak sekali kebaikan-kebaikan yang saya terima dari orang lain. Bermacam2 bentuknya, bisa materi, bisa berupa dorongan spirit, ilmu dan masih banyak yang lainnya. Terkadang saya berpikir, kenapa saya bisa mendapatkan itu semua? Apakah karena saya baik hati? Apakah karena saya suka membantu orang lain? Biar saya dan Tuhan saja yang tahu.

Satu hal yang saya sering lakukan, ketika saya mendapatkan kebaikan demi kebaikan itu, saya selalu berusaha, untuk membaginya kembali, sehingga kebaikan itu bisa dirasakan oleh orang lain juga. Berusaha untuk selalu mengosongkan gelas, karena ilmu atau apapun yang dibagikan itu tidak pernah habis dan akan selalu bertambah. Dan saya lebih senang melupakan kebaikan itu yang saya lakukan, biar tidak menjadi sombong karena telah berbagi dengan orang lain. Berbagi itu bisa dilakukan kapanpun, bukan hanya saat kita mendapatkan rejeki banyak, bukan hanya saat kita hidup berkecukupan.

Hari ini, saya membaca salah satu twit dari seseorang yang saya follow, isinya cukup menarik, kurang lebih seperti ini twitnya,” saya bersedekah bukan karena agama atau karena saya mampu, saya bersedekah karena saya pernah merasakan namanya hidup yang berkekurangan”. Membaca twit itu membuat saya semakin terpacu, dan sepakat bahwa memang hidup harusnya untuk berbagi. Dan tidak ada alasan lagi untuk saya, untuk tidak berbagi, karena dulu pun saya pernah mengalami fase2 yang dibilang sangat kurang.

Mudah atau tidaknya berbagi itu, ada di setingan  pikiran kita. Kalo kita merasa berat berbagi, sampai kapan pun ya rasanya berat merelakan apa yang kita miliki, dibagi dengan orang lain. Tapi kalo kita merasabahw berbagi itu mudah, ya kita pun tidak akan punya beban saat melakukan, apalagi hitung2an dengan logika, udah tidak terpakai lagi.

Berbagi ya berbagi, tanpa pamrih :).
Setelah itu lupakan...

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Rabu, 26 Juni 2013

Lingkungan Yang Tepat



Berbisnis itu saya bilang asyik, meskipun kemarin-kemarin pernah yang mengalami kejatuhan. Dan itu menjadi suatu hal yang wajar (ternyata). Sama halnya ketika kita belajar naik sepeda untuk pertama kalinya, apakah kita langsung mahir? Pastinya tidak kan , tiap hari perlu yang namanya latihan, tiap kali jatuh, menangis, kakinya berdarah – kepalanya benjol atau tangannya luka, tidak menjadi soal, karena esoknya pasti mencoba lagi, ya itulah spirit anak kecil, dan yang (ternyata) patut ditiru.

Hari-hari ini, orang mulai melirik bisnis dan yang awalnya karyawan beralih menjadi pengusaha, apapun jenis bisnisnya. Workshop2 laris, seminar2 membludak, semuanya berbondong2 mengikuti semua itu, dengan 1 tujuan, yaitu sukses. Saya bilang itu penting dan mendukung untuk menggenjot perform bisnisnya. Tapi, ada tapinya nih, orang terkadang lupa, mereka fokus ke bisnis, rela membayar jutaan rupiah untuk workshop dan lain2, tapi mereka sendiri tidak menggembleng mental.

Banyak contohnya pengusaha yang sukses, jatuh gara2 tidak mampu mengendalikan emosi, karena apa? Ya apalagi kalo bukan karena uang. Banyak yang jatuh karena itu. Saya pun juga jatuh karena saat itu tidak mampu mengendalikan emosi. Mungkin ada yang bilang, itu alasan klise, ya memang benar, tapi jangan sesekali meremehkan. Karena sampai sekarang, masih banyak juga yang jatuh karena emosi :).

Lingkungan juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi pemikiran dan bisnis Anda. Carilah lingkungan yang tepat, komunitas yang tepat untuk mewadahi Anda sendiri. Sehingga secara tidak langsung, ada yang mengontrol perform Anda. Dan pastinya, ketika Anda mengalami kejatuhan, Anda lebih mudah untuk sharing, ya ibarat kata, ketika Anda mau jatuh, sudah ada tangan2 yang njagani :) . Sama juga saat Anda, berlatih sepeda, ada orang tua, atau kakak yang njagani agar Anda tidak jatuh :).

Yang belum punya wadah dalam berbisnis, cari komunitas, yang mampu membangun bisnis dan mental Anda :) Selamat Berkarya Kawan :)

*Apartemen TS - 27/6/2013*


*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Selasa, 25 Juni 2013

"If Life Is So Short"



Isn't it funny how time seems to slip away so fast
One minute you're happy, the other you're sad
But if you give me one more chance
To show my love for you is true I'll stand by your side your whole life through
..
If life is so short
Why don't you let me love you
Before we run out of time If love is so strong
Why won't you take the chance
Before our time has gone
..
If life is so short, if life is so short
Love is a word that explains how I feel for you
And when you're in my arms, all my dreams come true
And when you're not around
You can't hardly see
These tears that I'm crying now are for you to be with me

By: The Moffats

Kemungkinan yang Abadi



Pernahkah terbesit dalam pikiran kita, apakah pekerjaan atau usaha yang kita lakukan sekarang adalah ujung dari semua perjuangan kita? Apakah dari pekerjaan / usaha yang kita lakukan sekarang, mampu mewujudkan impian2 kita? . Coba tanyalah diri sendiri.

Saya sendiri punya mimpi yang besar, ketika saya menjalankan usaha saya yang terdahulu, saya pernah mengalami di posisi yang abu2, dalam artian, saya sendiri bingung mau diapain bisnis saya ini. Karena saya punya pikiran, bahwa kalo usahanya biasa2 saja, sampai berpuluh2 tahun pun, mimpi saya tidak pernah jadi kenyataan, itu menurut logika, beda lagi kalo Tuhan yang berkehendak lho :D.

Tiap orang dilahirkan dengan berbagai macam talenta, dan saya meyakini bahwa talenta yang dimiliki, bukan hanya satu, tapi banyak, multitalenta. Mungkin ada yang saat ini berkutat dengan usaha berdagangnya, tapi dia tidak pernah tahu kalo ternyata di masa mendatang dia menjadi motivator. Dan mungkin ada juga, seorang direktur bank dengan gaji tinggi dan fasilitas berlimpah, tapi dia tidak pernah tahu, ternyata di masa mendatang dia menjadi seorang petani yang sukses karena researchnya.

Kita semua tidak pernah tahu, karena belum tentu yang kita lakukan sekarang adalah ujung dari perjuangan kita. Selalu ada kemungkinan2 yang akan kita dapati dalam perjalanan hidup. Tergantung, kita percaya atau tidak dengan kemungkinan itu. Kalo ada yang menganggap bahwa, yang dilakukan sampai hari ini adalah ujung dari perjuangan dan ketika mimpi tak tercapai, hanya bisa memaklumi, itu sah2 saja :).

Tapi itu tidak berlaku buat saya, mengutip quote nya Walt Disney, yang bunyinya kalo tidak salah, “ketika kita mampu memimpikan, maka kita juga bisa mewujudkan”. Saya lebih membiarkan kemungkinan2 itu datang dalam kehidupan saya, dan memproses saya, sampai pada masanya saya mampu menggapai mimpi2 saya :D.

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Senin, 24 Juni 2013

Aku menyebutnya Apartemen



Aku menyebutnya Apartemen. Tempat yang aku tinggali sekitar 2 minggu ini. Ruangan yang aku kira2 ukurannya 4x7 m, seukuran dengan apartemen2 kecil yang sering aku lihat iklannya di internet. Tempat yang cukup luas buat aku untuk berlari2an, tapi tentunya tak kulakukan hal itu saat ini :D.

Aku suka tempat ini, ketika pagi hari menjelang. Saat pintu utama dibuka, udara pagi yang masih segar berbeut mengalir masuk. Apartemen yang aku tinggali berada di lantai 2, menyenangkan juga ketika, berjalan diteras melihat lalu lalang di jalan sebelah. Sama seperti mimpiku, ketika aku membayangkan tinggal di apartemen, di lantai 10 atau bahkan lantai 20, betapa kecilnya orang2 yang ada di jalanan itu.

Disini aku belajar tentang segala hal dari saudara2 yang baru aku kenal, tapi rasanya seperti sudah mengenal bertahun2. Dari meja belajarku yang berada di pojok ruangan, aku bisa melihat ke seluruh ruangan, aku bisa memperhatikan 1 demi 1 ekspresi saudara2 baruku yang juga sedang sibuk dengan materi belajar mereka sendiri.

Mungkin bisa jadi kebetulan, tapi aku lebih senang mengatakan bahwa, ketika aku berada di Apartemen ini, langkah2ku ke depan yang akan membawaku ke apartemenku sendiri di lantai 10 kelak J. Semacam batu loncatan, dari lantai 2 meloncat ke lantai 10.

Thanks to You, God :)
Terima kasih untuk keluarga dan saudara2 baruku,,

Terima kasih telah menerimaku di Apartemen tanpa sekat ini,, :D
Honestly, I LOVE IT!

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Buka Diri dan Terus Berharap


Ketika orang2 yang kita kenal, teman2 lama yang sering hang out bareng, bahkan yang terparah adalah kekasih kita sekalipun, meninggalkan kita disaat kita sedang terpuruk karena suatu masalah, awalnya memang sangat mengecewakan kita, tapi seiring berjalannya waktu, ketika kita sudah mulai mampu berpikir jernih, yang ada adalah ucapan syukur, semua itu boleh terjadi.

Kita jadi tahu, siapa teman kita yang sesungguhnya, dan bisa jadi keterpurukan kita itu menjadi suatu keberuntungan, loh kok bisa? Yup, bisakah membayangkan, orang yang kita cintai, yang katanya mau melewati suka dan duka hidup bersama2, namun ketika duka itu menghampiri kita, dianya malah pergi juga, tidak peduli dengan keadaan kita.

Banyak hal akan terjadi, ketika kita mengalami kejatuhan, cibiran, cemooh dan lain sebagainya, mudah sekali terlontar buat kita, seakan2 orang yang mengucapkan hal itu punya kedudukan yang stabil, tidak akan pernah jatuh. Ya mungkin mereka lupa, roda kehidupan ini terus berputar, tak selamanya orang2 yang mengalami keterpurukan, akan terus terpuruk dan para pencibir2 itu juga tidak akan selamanya berada di atas.

Dulu ketika mengalami hal2 diatas, saya sempat menutup diri, namun setelah menutup diri, yang ada pikiran semakin ruwet, karena tiap hari ketemunya, saya dan pikiran saya, pikiran yang tiap hari terus berkembang, dan jeleknya yang berkembang adalah pikiran yang negative. Dan hal itu yang membuat saya semakin terpuruk. Tidak ada orang yang bisa diajak bicara, sekalipun ada, ujung2nya saya juga yang disalahkan, padahal bukan itu yang saya harapkan.

Mencari pendengar yang baik itu memang tidak mudah, dan karena hal itulah, saya perlahan2 membuka diri, mencari orang yang mampu mendengarkan cerita2 saya, mampu mencarikan solusi atas masalah yang terjadi dan yang pasti mampu mengurangi sedikit demi sedikit beban yang ada. Dan saya tidak mencari pembenaran dan pembelaan apapun atas kejadian yang menimpa saya, saya menyadari, semua ini terjadi karena kesalahan saya.

Teman2 yang mungkin sedang mengalami kejatuhan, jangan khawatir  selalu ada jalan, selalu ada harapan, terus berdoa dan membuka diri. Keluar segera dari tempat persembunyian, ketika masih bisa membuka mata dan bernafas, kesempatan itu selalu ada . Percaya kepada Tuhanmu dan percaya kepada diri sendiri. Ketika saya bisa melakukan, berarti kamu juga bisa melakukannya.

Good Luck and God Bless You ^^

 

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Sabtu, 22 Juni 2013

Harapan dan Cinta

 

Kebanyakan orang, ketika ditanya, apakah mereka mau mengalami yang namanya bangkrut, jatuh, rugi? Saya yakin jawabnya akan kompak, menjawab tidak akan pernah mau. Saya mengawali “karir” di usaha itu tanpa ilmu, waktu itu sekitar tahun 2002 an, ya hanya sekedar buka usaha, karena ada duit, ikut2an temen dan mulai jualan. Saya tidak akan panjang lebar bercerita tentang perjalanan usaha, tapi lebih ke Harapan dan Cinta, duh apa hubungannya coba??? :D.

Perjalanan itu tidak pernah bisa disangka, hari ini kita bisa berada di atas, mungkin minggu depan, kita sudah KO, tak punya apa2. Ditinggalkan teman, atau bahkan dikucilkan, itu menjadi hal yang biasa dan ekstrimnya pendamping hidup kita pun bisa meninggalkan kita. Kalo tidak percaya, Tanya deh temen2 yang punya bisnis dan pernah jatuh, rata2 pernah mengalaminya.

Saya beruntung, ketika mengalami kejatuhan yang kemarin, calon pendamping hidup ini tidak lari menjauh, dia mensuport dengan caranya yang luar biasa. Bahkan terkadang saya sendiri menjadi, nggak enak hati, karena saya sendiri nggak pengen menyusahkan orang yang saya cintai menjadi korban dan hidup susah dengan saya. Saya mensyukuri hal itu, dia masih ada dengan saya. Dan itu menjadi harapan saya untuk terus bangkit dan maju.

Kadang saya berpikir, bahwa harta terbesar itu CINTA, tapi kadang celetukan orang diluar sana, “bisa makan apa kamu dari CINTA??” J. Mungkin orang lupa, karena CINTA lah orang mau berjuang mati2an. Pernahkah bertanya, kenapa suami memberikan yang terbaik untuk istri dan keluarganya? Menurut saya, selain tanggung jawab, juga karena suaminya CINTA.

CINTA itu spirit dan motivasi terbesar menurut saya :).


*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Jumat, 21 Juni 2013

Percaya Dengan Talentamu


Geli sebenarnya kalo pas membaca komen2 atau status2 di FB atau twitter, apalagi pas kondisi sekarang, masa2 kenaikan BBM. Selalu ada komen2 yang mendiskreditkan diri sendiri dan membatasi diri sendiri, tapi mungkin mereka tidak pernah sadar telah melakukan hal itu. Semua itu memang berawal dari PIKIRAN kita sendiri.


Contoh nih, banyak yang bilang BBM bersubsidi menguntungkan orang yang kaya saja, orang yang mengeluhkan hal ini, secara tidak sadar, mengukuhkan dirinya sendiri bahwa dia itu bermindset (maaf) orang miskin, sekilas memang hanya sekedar mengeluh, tapi kata2 itu direspon dengan SANGAT BAIK oleh pikiran kita. Dan itu akan mempunyai efek yang luar biasa dalam kehidupan mereka, dan itu hasil pemikiran sendiri :).


Terkadang kita sering meributkan hal2 kecil, yang sebenarnya tidak perlu kita ributkan, tapi tetap terjadi karena factor TREND, karena banyak orang yang membicarakan hal tersebut. Memang tidak salah dengan semua itu, hanya saja jangan terjebak dalam lingkungan yang membuat potensimu menjadi tidak maksimal. Ibarat kata, harusnya kita mampu melakukan 10 kali putaran berlari keliling lapangan, karena lingkungan kita terbiasa dengan 3-4 kali saja, lama kelamaan kita pun akan mengurangi porsi lari kita, lingkungan sangat berpengaruh.


Hidup memang harus “dipaksa” agar kita terus tumbuh dan berkembang, agar kita kreatif menciptakan hal2 baru untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang muncul. Andaikata, dulu ilmuwan2 hebat, Penemu2 yang luar biasa itu, hanya mengeluh karena percobaannya tidak berhasil, mungkin saya, Anda, kita semua, tak pernah merasakan yang namanya listrik, mobil, handphone, kamera dan semua penemuan2 yang ada sampai sekarang.


Kita diciptakan dengan talenta yang luar biasa, namun terkadang dibatasi oleh pikiran2 kita. Tuhan menciptakan berbagai macam kemungkinan dalam hidup ini, dengan satu syarat saja, PERCAYA. Jangankan beli BBM yang mahal harganya, SPBU pun bisa kita miliki kok, asal kita percaya :).


Dan jangan hanya percaya saja tapi tidak melakukan apa2, do it something, and let God show your way :).


*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Kamis, 20 Juni 2013

Ketika Aku BAHAGIA Semuanya akan Berubah



Setiap orang mempunyai LAGU dalam kehidupannya. Yang selalu berulang2 diputar, dimana pun mereka berada. Dulu saya suka dengan lagu2 yang mellow, tapi setelah saya baca beberapa buku, ternyata lagu2 mellow memiliki efek yang tidak baik untuk pikiran.

Saya tidak meninggalkannya, tapi mengurangi mendengarkan lagu mellow itu, karena berkaitan dengan hukum tarik menarik. Lagu mellow biasanya bikin galau :D nah itu direspon negative oleh pikiran, yang ada malah akan menarik pikiran negative dari alam. Itu yang saya hindari.

Tidak heran, kalo pas malam minggu itu, di TL twitter atau FB, selalu ada status2 galau, karena nggak punya gebetan, nggak punya pacar dan seabrek keluhan lainnya. Itulah Hukum Tarik Menarik, kalo kita fokus dengan masalah, dengan kekurangan kita, yang ada malah kekurangan itu dapat tambahan berupa energi yang serupa dari alam. Malah nggak karuan tuh pikiran :D.

Pikiran kita itu magnet, tapi bukan seperti magnet yang pada umumnya kita kenal, saling menarik ketika 2 kutub di dekatkan, tidak seperti itu. Pikiran kita akan menarik energy yang sama dari alam. Negative menarik negative, positif menarik positif.

Mungkin ada yang bilang, wah tulisan ini konyol deh, kok pikiran bisa menarik sesuatu dari alam. Cobain deh, dari pagi ketika bangun, berucap syukur, terus bilang pagi ini aku bahagia dan luar biasa, tebarin energy positif ke orang2, caranya? Bagi senyum aja :).

Selamat Berpikir Positif :).

 

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Dengarkan Aku



Orang yang mempunyai masalah seringkali membutuhkan teman untuk ngobrol, ya hanya sekedar ngobrol, melepaskan beban-beban melalui sharing itu. Mereka sebenarnya tidak membutuhkan banyak respon dari obrolan itu, ya istilahnya hanya ingin didengarkan saja.

Tapi yang terjadi malah, ketika ada orang yang mempunyai masalah, yang ada orang itu rasanya malah dikucilkan dari pergaulan itu. Jadi tidak heran, orang2 bermasalah banyak yang stress dan parahnya memilih bunuh diri, karena merasa tidak memiliki jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya.

Saya pun dulu pernah mengalami fase2 di atas itu, semuanya. Tapi saya sadar, andaikata waktu itu saya meninggal, masalah pun juga tidak akan semudah itu selesai, ya intinya harus mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.

Waktu itu, ketika tidak ada yang saya ajak ngobrol, saya memilih mendekat kepada Tuhan, bercerita tentang semuanya, meskipun saya tahu, tanpa saya bercerita pun, Tuhan pasti sudah tahu detil2 permasalahannya. Cara itu saya gunakan untuk mengurangi tekanan2 di pikiran dan batin, dan saya bersyukur, cara itu berhasil.

Belajarlah untuk peduli terhadap orang lain, karena kita juga tidak pernah tahu, kapan kondisi kita akan berbalik menghadapi masalah. Jangan takut mendengarkan cerita-cerita dari orang bermasalah, mereka hanya butuh pendengar dan andaikata kita bisa membantu semaksimal mungkin masalah mereka, marilah kita bantu.

Ditinggalkan dalam kondisi yang seperti itu, buat saya sungguh tidak mengenakkan, tapi ada 1 pelajaran penting yang saya petik, dari kondisi itu, saya jadi tahu, siapa sebenarnya teman yang sesungguhnya.

Beri ruang untuk mereka yang bermasalah dalam kehidupan kita yang mungkin tidak memiliki masalah seberat mereka, kesempatan kecil saja, akan menumbuhkan harapan bagi mereka untuk bangkit kembali :).

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Rabu, 19 Juni 2013

Hadapi Dengan Bijak


Hari – hari ini masyarakat sedang dibikin panik karena kenaikan BBM. Ketika kenaikan masih berupa wacana, pro dan kontra terus terjadi, banyak pihak2 yang berbeda pendapat menyampaikan aspirasinya. Dan sekarang BBM infonya sudah dipastikan bakal naik. Dan tidak heran, pihak2 yang kontra pun semakin eksis berunjuk rasa. Tidak ada yang salah memang, ini Negara demokrasi, semua punya hak untuk menyampaikan pendapat ASAL dengan cara yang santun dan tidak mengganggu orang lain.

Saya lebih memilih untuk melihat kenaikan BBM ini dari sudut pandang yang lain, terlepas kenaikan ini bermuatan politis atau terjadi penyelewengan dana secara besar-besaran. Bagi saya, ketika orang melakukan kecurangan, pasti esok hari akan menuai “hadiah” atas kecurangan itu, jadi saya tidak akan meributkan tentang dugaan politis dan penyelewengan itu, bukan ranah saya kalo itu :D.

Dibikin sederhana saja, ketika BBM mengalami kenaikan harga, secara otomotis akan berdampak ke sektor2 yang lain, semuanya bakalan ikut naik, berarti ada tantangan dalam hidup saya, untuk berpikir menghasilkan pendapatan yang lebih besar, menciptakan pintu2 rejeki lagi, bukan hanya untuk saya pribadi tapi untuk orang-orang di sekitar saya juga.

Meributkan kenaikan BBM, juga tak akan menyelesaikan masalah, apakah dengan merusak resto cepat saji seperti yang ada di berita beberapa hari yang lalu menyelesaikan masalah? Berpikirkah mereka yang merusak resto itu, tentang nasib karyawan disana? Apakah mereka yang merusak itu bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain? Mereka mudah untuk menghancurkan karena mereka tidak ikut membangun, dan mereka pun akan menerima “reward” karena hal itu.

Hadapi dengan bijak setiap persoalan yang ada, kalo pun ada yang curang, ya biarkan saja. Yang penting, bagaimana cara kita hidup bermanfaat bagi orang lain. Tantang diri Anda untuk lebih maju, tingkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarmu. Gunakan otak yang hebat ini untuk mencari solusi jangan hanya mengandalkan otot .

Seberapa rindu mereka?



Rasanya tentu menyenangkan ketika ada seseorang atau banyak orang yang merindukan kita. Entah karena tanpa kehadiran kita, suasana terasa kurang ramai, bisa juga mereka merindukan kita karena sikap kita yang ramah dan suka membantu atau karena kita memang pada dasarnya ngangenin :D. tapi bagaimana ternyata kondisinya berlawanan, ketika kita tidak ada, sama sekali tidak ada yang merindukan kita, tidak ada yang menanyakan keberadaan kita, ya mungkin ada yang salah dengan kita.

Coba flashback sejenak ke hari2 kemarin, apa yang sudah kita lakukan terhadap orang lain, apakah kita egois, apakah kita cuek, ataukah kita memang nyebelin? Seharusnya jika memang kita sudah melakukan hal2 yang baik, mereka pastinya akan merasa kehilangan kita, ya meskipun hanya sekedar bertanya, ”lho si A kemana nih?” berarti masih menandakan ada perhatian dari mereka.

Banyak orang yang selalu ingin dihargai dan dimaklumi, tapi sama sekali tidak mau memaklumi dan menghargai orang lain, hal itu yang akhirnya membuat orang antipati dengan keberadaan kita, kita mau ada atau nggak, sudah tidak dianggap lagi oleh mereka. Jadi, jangan lakukan apa yang kita tidak ingin orang lain lakukan ke kita. Misal nih, kita tidak suka dibentak, ya kita jangan bentak2 orang lain, karena yang kita rasakan dengan orang lain yang kita bentak itu sama, sama2 sakit hati.

Cobalah sesekali, “menghilang” dari komunitas, sahabat2, bisa jadi teman dekat, ya semata2 pengen ngerti saja, seberapa rindu mereka atas kita . Ketika ternyata, mereka cuek, jangan terburu2 menyalahkan mereka, coba cek ke diri kita sendiri, apa yang salah.

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Selasa, 18 Juni 2013

Kerinduan itu bernama MEMOTRET



Rasanya sudah lama sekali, tidak memegang kamera apalagi memotret. Bercanda dengan benda yang pintar itu menjadi sebuah kerinduan. Ada keasyikan sendiri ketika bertemu dengannya hehe. 2007 adalah awal dari perjalanan di dunia fotografi, dan ketika punya kamera berharga jutaan itu, sama sekali masih belum bisa memakainya, kecuali dengan setingan AUTO :D hahaha.

Untungnya, mbah yang satu itu menawarkan banyak pilihan untuk belajar secara otodidak, siapa lagi kalo bukan mbah yang terkenal seantero dunia, mbah google. Belajar step2 dari ilmu basic, hingga ilmu yang pro, komplit tersedia, asal kita mau repot2 googling. Sejak tahun 2007 sampai sekarang, tidak lebih dari 5 kali, bahkan kurang, saya mengikuti seminar-seminar fotografi. Saya lebih suka belajar dan bertukar pikiran dengan rekan2 yang lain. Dan menurut saya itu lebih efektif .

Makanya ketika kemarin, ada tawaran untuk motret produk, wah dengan senang hati saya menerima tawaran itu. Rasa rindu itu ada dan muncul. Sampai saat ini saya juga masih belajar fotografi, belum terlalu jago dibanding dengan teman2 yang lain. Jangan Tanya teknis ke saya, saya nggak terlalu paham, tapi kalo memotret bagus dari sudut pandang saya, mungkin saya mampu, kan saya sendiri yang bilang bagus, belum tentu orang lain setuju :D.

Hampir seharian kemarin memotret, karena lama tidak memotret, harus beradaptasi dengan kamera lagi. Dipaksa untuk “melihat” dari sudut pandang yang lain dari sebuah objek, tapi itu seru buat saya . Bisa untuk refreshing, meskipun setelah motret, badan seketika langsung lemes, hehehe. Semoga saja hasil memotret kemarin, tidak mengecewakan siapapun hehehe.

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Senin, 17 Juni 2013

Kamu Luar Biasa



Seringkali saya mendengar keluh kesah seorang teman, entah karena urusan kuliah, pekerjaan atau urusan asmara. Mereka menganggap bahwa diri mereka tidak pandai, tidak berbakat, kurang bisa mengerti, dan seabrek cerita negative tentang mereka. Terkadang saya berpikir, bahwa mungkin mereka lupa, bahwa mereka itu, teman2 saya, adalah orang-orang yang punya talenta luar biasa tapi karena ada masalah yang datang dalam kehidupan mereka, akhirnya mereka suka mengeluh dan menghakimi diri mereka sendiri dengan pikiran-pikiran negative.

Mas Bro/Mbak Bro yang baca tulisan ini J. Menurut saya, tidak ada masalah yang datang terus selamanya pada seseorang, kecuali orang itu mengijinkan masalah itu tinggal dalam kehidupan dia. Setahun kemarin, saya sempat “jatuh” dalam bisnis, dan karena waktu itu memang saya menganggap bahwa ini adalah masalah terberat saya, saya sudah kalah, saya tidak bisa apa2 lagi. Singkat cerita, saya mengijinkan masalah itu tinggal dalam kehidupan saya, dan bisa ditebak, tidak ada ketenangan dalam kehidupan saya setelah itu.

Hanya merubah fokus saja sebenarnya, memang tidak mudah, tapi sangat bisa dilakukan. Awalnya saya sangat fokus dengan masalah, bingung bagaimana mengatasinya, yang ada malah pikiran tambah ruwet dan kacau. Akhirnya waktu itu saya, merubah fokus, bukan ke masalahnya, tapi lebih fokus ke solusinya, caranya? Saya hanya berdoa, mengucap syukur dan memohon jalan keluar, berhasil? Semua butuh proses J yang penting, jangan berburuk sangka dengan Tuhan, semua akan indah tepat waktunya.

Tidak perlu meributkan CARAnya bagaimana, tapi lebih meniatkan diri untuk melangkah dan selalu berpikir positif, Tuhan pasti akan tunjukkan jalannya, hanya PERCAYA J. Jadi, jangan merasa hopeless, merasa rendah diri, semua orang itu punya talenta yang unik, bersemangatlah :), tegakkan kepalamu, semua orang itu sama.

Ingat, Kamu Luar Biasa :).

 

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Sabtu, 15 Juni 2013

Masa Lalu di Masa Depan



Kali ini saya coba share lagi tentang cuilan2 dari Buku The Secret. Masih berkaitan dengan Hukum Tarik Menarik. Dan, percaya saya, ini sangatlah menarik :D.

Kira2 15 tahun yang lalu, pernah muncul sebuah iklan motor yang bernuansa matador, hayo coba ingat2 iklan apa itu hehehe. Motor bebek sport terbaru yang muncul di iklan itu. Waktu itu saya masih imut, eh maksudnya masih kecil :D, melihat iklan itu, saya klik dan dalam hati saya bilang “saya pengen punya motor ini”. Karena motor itu, mnrt saya sporty dan ya bisa dibilang keren.

Dan boleh percaya boleh tidak, awal tahun 2012, saya punya motor ini, karena teman menjual motornya. Saya pun kaget sebenarnya waktu saya membeli motor ini dan ingatan saya langsung flashback ke belasan tahun yang lalu. Keinginan saya di masa lalu itu, yang mungkin sudah hampir saya lupakan, tahun 2012 kemarin terwujud. Sama sekali tidak menyangka, menemui masa lalu saya (keinginan) di masa sekarang. Aneh? Ternyata nggak, ada ilmunya. Edan!

Mike Dooey, seorang ‘Petualang Hidup’ mengatakan bahwa “Cara” adalah urusan semesta, Semesta selalu tahu cara tersingkat, tercepat dan terharmonis diantara Anda dan impian Anda. Kenapa impian saya 15 tahun yang lalu baru muncul sekarang? yak arena itu tadi, saya tidak terlalu kuat menariknya, impian itu terkubur dengan berbagai macam rutinitas dan pikiran2 yang lain. Bahkan saya sendiri pun hampir lupa kalo saya punya impian itu. Hehe hebat ya pikiran kita. Thanks God :).

Saat ini saya sedang fokus dengan impian2, mengumpulkan kembali impian2 yang berserakan. Tetapkan tujuannya, biarkan Tuhan yang membimbing dan mengarahkan, jangan meributkan CARA untuk mencapai tujuan itu, melangkah saja dulu. Percaya!

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Penyeimbang Kehidupan


Ketika orang diberi berkat yang lebih, dengan materi yang berlebih, harta yang berkelimpahan, bisa jadi berkat itu adalah ujian untuk dirinya sendiri. Tidak sedikit orang yang terbius dengan kelimpahan itu yang akhirnya membuatnya merasa popular dan angkuh. Masa lalu bisa menjadikan orang itu melenceng keluar jalur, bagaimana bisa? Bisa saja terjadi.

MUngkin, dimasa kecilnya mungkin dia mengalami kejadian yang luar biasa, keluarganya hidup kekurangan, dan mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari orang di sekelilingnya, ya bisa jadi hal itu membuatnya dendam akan masa lalunya, dan bercita-cita harus hidup kaya dan punya banyak harta, tapi karena dia tidak merangkul masa lalunya dengan baik, akhirnya materi yang dimilikinya dijadikan alat untuk membalaskan dendam di masa lalunya, dengan cara dia menjadi angkuh, dia menjadi sombong, dia bersikap seperti orang yang dulu memperlakukannya tidak baik.

Apa itu salah? Saya sih bilang tidak, salah dan benar bukan kompetensi saya untuk menilainya hehe. Itu ujiannya dia juga kan, dulu diuji dengan kehidupan yang berkekurangan, mentalnya diuji dan ternyata akhirnya dia lulus ujian, dapat reward dengan materi yang berkelimpahan-hidup berlebih, selesai sampai disitu? Belum, masih ada ujian lagi. Untuk kesekian kalinya, mentalnya diuji, kali ini dengan sikon yang berbeda, saat dia hidup berkecukupan hartanya. Jadi jangan lupa, disaat apapun selalu ada ujian :).

Ada baiknya memang jika ada penyeimbang, disaat kita merasa hidup kekurangan, diseimbangkan dengan syukur, begitu juga saat berlebih, juga jangan melupakan yang namanya bersyukur. Menjadi penyeimbang, itu susah2 gampang, disaat dulu kita hidup kekurangan, pasti ada yang pernah bantu, nah sekarang gantian, ketika hidup kita berlebih, berikan ke yang kurang, terus selalu seperti itu.

Dengan berbagi tak akan membuatmu berkekurangan, trust me :).

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

6 Smile Facts in Honor of Power of a Smile Day

Hidup kita adalah apa yang kita pikirkan




Entah kenapa baru kali ini saya baca buku, tapi belum mampu menghabiskan isi buku Secret ini, dan anehnya lagi bukan karena saya tidak suka dengan isi buku tersebut, jujur, saya penasaran dengan kelanjutan demi kelanjutan dari tiap halaman yang say abaca. Tapi, ketika saya baru membaca 2-3 lembar halaman, saya seakan dipaksa untuk flashback ke pengalaman hidup yang kemarin saya alami.

Sekali lagi, ini semua tentang pikiran. Sesimple itu. Tapi ketika dulu saya mengalaminya, saya pun dibuat tak berkutik, dan dipaksa menyerah karena saya tidak tahu trik-trik yang harus diambil ketika menghadapi kondisi seperti yang saya alami kemarin, betapa hebatnya pikiran kita ini. Dia menarik hal-hal yang kita pikirkan, ketakutan akan menarik ketakutan, kegembiraan akan menarik kegembiraan.

Flashback 8 bulan yang lalu, hidup saya ini rasanya tidak tenang, bangun tidur gelisah, panik, selalu ngecek hape, ada sms tagihan nggak? Ada telpn dari penagih nggak? Hampir setiap hari saya merasakan kondisi seperti itu. Sampai pada akhirnya, saya berada di suatu kondisi yang membuat saya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Pemilik Hidup. Sedikit demi sedikit, saya memupuk pikiran dengan ucapan2 positif, waktu itu hanya bersyukur yang bisa saya lakukan, karena nggak ngerti lagi mau ngapain.

Tuhan itu luar biasa, sedikit demi sedikit, diberi petunjuk, diberi jalan, kondisi mulai berangsur-angsur tenang, mulai berani lagi melangkah, mulai lagi mengangkat kepala-tidak lagi tertunduk lesu. Saya mencoba mengingat2 lagi kebiasaan2 lama yang senang saya lakukan. Dolan ke toko buku, memilih baju terbaik – kemudian pergi ke mall, bukan untuk pamer tapi lebih membangunkan semangat di diri saya sendiri yang sedang drop, berulang2 hal2 yang saya sukai saya lakukan, terus dan terus.

Ketika hari ini, saat ini, saya bisa menuliskan semuanya cerita ini, saya percaya satu hal, bahwa saat ini posisi saya sedang “bergeser” yang setahun kemarin berada di bawah, sekarang menuju ke atas. Dan itu bukan perjuangan saya sendirian, ada Tuhan yang membantu dan tidak pernah meninggalkan saya, Orang-Orang Hebat yang Tuhan kirimkan untuk mensupport saya dan Orang2 tercinta-terkasih yang tidak pernah berhenti mensupport dengan cara mereka.


*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Kamis, 13 Juni 2013

Meminta, Percaya dan Menerima



Tulisan ini saya buat masih dalam rangkaian tentang buku #Secret yang saya baca kemarin. Namanya juga RAHASIA, buku ini pun memang penuh rahasia, perlu pemahaman yang lebih untuk mengerti. Bisa cek di Terjebak dalam Pikiran, tulisan saya yang kemarin.

Tanpa pernah saya sadari, ketika berada dalam kondisi yang serba terbatas, ternyata Tuhan tidak lupa dengan anak-Nya yang satu ini :D , semua yang menjadi kebutuhan sehari-hari saya dipenuhi, sedikit demi sedikit dan itu saya rasakan terus dan tidak pernah saya pernah sangka rejeki itu datangnya darimana sumbernya. Satu hal yang tidak pernah saya lupa, BERSYUKUR.

Sebenarnya hal yang perlu dilakukan tidak muluk-muluk kok, hanya Meminta-Percaya-Menerima, dan itu semua harusnya sudah lazim dilakukan ketika kita berdoa, betul tidak? :). Tapi, ada tapinya nih, yang biasanya bikin doanya sedikit tertunda terkabulnya, yak arena kurang percaya dan kurang bersyukur. Catatan pentingnya adalah jangan suka mengeluh, jangan suka menggerutu, jangan suka berburuk sangka, karena yang ada malah doamu tidak terkabul, karena kita lebih suka berpikiran negative.

Mulai sekarang, belajar untuk berdoa yang tulus, selalu berbaik sangka, berserah tapi bukan menyerah dan jangan lupa bersyukur :). Stt, inget ya, kalo mau dapat yang positif2, mikirnya harus yang positif juga hehehe.

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Pengendali Emosi



Ada yang suka nonton Avatar Aang? :D itu lho bocah gundul di film kartun yang jadi Pengendali Udara, untuk melawan Kerajaan Api, belajar untuk menjadi Pengendali Api, Air dan Tanah. Meskipun kartun tapi film ini menceritakan perjuangan yang patut dicontoh, si Aang ini susah payah perjuangannya mencari guru kemana2 yang dianggap jago dan pantas mengajari ilmu2 itu dan ancaman selalu membayangi langkah-langkah bocah ini.

Begitu juga dengan kita, pernahkah kita belajar untuk menjadi Pengendali Emosi? Coba tanya diri kita masing-masing. Sudah adakah yang belajar? :) . Oya, emosi itu bukan hanya sekedar marah lho, tapi bisa juga serakah, sombong, gelap mata kalo lihat diskon di mall, suka pamer2, egois, popular, sok pintar dan masih banyak lainnya. Ya kira-kira seperti itulah menurut bahasa saya hehehe. Memang tidak mudah, tapi bisa sekali dilakukan. Caranya? Ya sama seperti yang dilakukan Aang di film Avatar itu tadi, cari guru-guru yang berkompeten untuk mengajari ilmu-ilmu Pengendali Emosi.

Salah satu cara yang saya pelajari adalah, selalu menyebut nama Tuhan, di setiap waktu, dalam batin. Sehingga bisa menjadi pengontrol saat emosi sedang tinggi. Belajar tenang, belajar sabar. Ketika orang itu bisa tenang dan sabar, harapannya semua masalah, satu persatu akan terurai. Karena bisa dipikirkan solusinya dengan sangat baik dan agar tidak mudah terpancing dan tersulut emosinya. Biar nggak cepet panas hehehe.

Coba deh belajar jadi Pengendali Emosi, hadapi diri sendiri, jangan orang lain. :)

"We wanted Aang to solve problems and defeat enemies with his wits as well as his powerful abilities.."
Michael Dante DiMartino
(pencipta Aang)

 

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Rabu, 12 Juni 2013

Bekerja Bukan Hanya Tentang Uang



Kemarin siang, saat mengikuti #RakerJRU di Rumah Belajar JRU, ada sebuah pesan singkat masuk dari teman di Kediri. Teman ini yang menjadi senior saya di Warnet yang saya pernah ceritakan diminta bantu jagain.

Dia bercerita, bahwa pengganti saya di shift malam itu, amburadul dan tidak jelas dalam pengelolaan uang warnet penghasilan shift malam termasuk perhitungan stok cemilan. Si pemilik warnet memang sama sekali tidak tahu perihal kecurangan ini, namun temen saya punya inisiatif melaporkan, sehingga setiap pagi selalu ada audit. Saya pun juga pernah mendapatkan report keluhan dari pelanggan warnet yang sering menghabiskan waktu berjam2 bahkan sampai pagi di warnet, yang menurut pelanggan ini tidak merasa bikin nyaman setelah ada pergantian operator di shift malam.

Pemilik warnet dimana saya pernah diminta bantu jaga ini memang orang yang baik, dan yang saya lihat, bisnis warnet ini pun hanya sampingan, karena pemilik warnet ini karyawan di pabrik yang punya karir bagus. Dan uniknya ketika saya bergabung disana, tidak ada yang namanya interview apapun, pas kebetulan Beliau ini cari operator dan saya punya waktu luang yang banyak. Klop deh, saya bantu warnet ini. Dan tidak ada namanya bargaining bayaran hehehe, beliau menulis di kertas, sejumlah nominal dan saya mengiyakan, karena saat itu bukan jumlah nominal itu yang penting, yang paling penting saya bisa online, gratis! :D

Tapi jangan mengira, saya melakukan dengan asal2an semua tanggung jawab yang diberikan kepada saya, saya menerapkan sendiri standart dalam pekerjaan itu, antara lain minimal 6 jam kerja, pagi hari membersihkan warnet dan membesarkan usaha warnet itu. Pesan pemilik hanya 1, “kalo ngantuk ditutup saja”, pesan simple tapi juga menggiurkan. Singkat cerita, saya tidak merasa bekerja di warnet itu, ketika saya melakukan semua itu, saya hanya merasakan bahwa seolah-olah warnet itu milik saya dan saya butuh hidup dari warnet itu.

Dan, 2 bulan saya terima bayaran dari Owner, tidak pernah sama dengan yang pernah dijanjikan, karena jumlahnya selalu diatas jumlah yang dijanjikan J. Fokus ke KUALITAS dulu dan setelah itu pasti ada REWARD yang mengejar kita. Dan BONUS yang saya dapat, ilmu tentang manajemen warnet, dan itu FREE :D.

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Bangun Pagi itu PIlihan


Bangun pagi buat saya bukan lagi menjadi hal yang susah dilakukan, dari SMP, saya dibiasakan untuk bangun pagi, karena tidak ada yang mengantar sekolah waktu itu. Bukan karena tidak ada motor atau mobil tapi karena memang aktifitas dirumah kami, dimulai sejak pukul 3 pagi, setiap harinya, maklum semuanya bekerja di luar kota Semarang. Ketika teman2 yang lain, mungkin masih tertidur pulas, saya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke halte bis. Kebiasaan itu terus berulang sampai sekarang, bahkan ketika saya baru bisa tidur jam 2 atau jam 3 pagi, biasanya jam 5 an sudah bangun.

Ada yang saya sukai dari kegiatan bangun pagi ini, di awal2 saya menulis di blog ini, masih ada tulisan juga, bisa di cari :). Salah satunya membuka semua pintu dan jendela dirumah, wuihh rasanya ada energy baru yang masuk melalui udara pagi itu, segeeerrrr hehehe. Dan lebih enak lagi, ketika semua lampu dimatikan, cobain deh. Dan setelah itu, cobalah untuk diam, entah diruang tamu atau di teras. Nikmati dan rasakan suasana pagi, suara burung2 berkicau, lalu lalang beberapa motor, mungkin suara tetangga yang sedang menyapu halaman atau suara orang berjalan, dan masih banyak hal lainnya.

Beraktifitas di pagi hari itu memang mengasyikkan, mau membaca buku bisa, menulis blog bisa, bikin desain bisa, ya apapun bisa karena otak masih fresh, masih seger. Yang pasti jangan dijadikan beban dulu, karena bagi sebagian orang, bangun pagi itu masalah hehehe. Tapi ya tidak bisa disalahkan juga, bangun pagi itu pilihan.

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Menjaga Pikiran



Hampir 7 bulan lamanya saya vakum dari dunia per twitteran, rasanya benar2 aneh, kenapa aneh? Karena sudah menjadi rutinitas untuk mencari berita terbaru, atau sekedar membaca quote2 motivasi. Ya memang seperti itulah saya, selalu ingin tahu hal-hal baru yang terjadi, namun tidak hanya itu, bermain twitter merupakan salah satu cara saya untuk menjaga pikiran agar selalu tetap positif.

Kok bisa? Jaman sekarang apa sih yang tidak bisa :)  hehe. Yang pertama adalah mengatur siapa saja akun-akun yang perlu di follow, hobi saya memfollow akun2 yang selalu share motivasi, yang ada kaitannya dengan fotografi, berita-berita dan info2 lainnya, selebihnya hanya teman-teman. Jangan harap saya bakal follow yang suka menebarkan virus galau, BERBAHAYA! Bisa bikin penyakit hehehe.

Sama halnya kayak makanan, kalo yang kita makan tidak sehat, apakah badan kita bisa menjadi sehat? Pastinya badan jadi sakit. Nah, itu sama dengan halnya follow memfollow akun di twitter. Kalo nggak pintar memilah2, bakal merusak diri kita sendiri. Ingat ya, hanya karena pikiran, apapun bisa terjadi. Jadi nggak heran dengan jargonnya acara tivinya si Deddy Corbuzier waktu opening, “Hati2 dengan pikiran Anda”, kurang lebih seperti itu jargonnya.

 

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Selasa, 11 Juni 2013

Setiap Orang Punya Masa Lalu



Kamu punya masa lalu? Pastinya punya kan :) terlepas itu buruk atau bahagia. Saya yakin setiap orang pasti punya masa lalu. Masa lalu seseorang terkadang kita tak mampu untuk menebaknya, karena hanya orang itu dan mungkin beberapa orang saja yang tahu sejarah hidupnya. Uniknya, kita terkadang, menjadikan masa lalu seseorang sebagai tolok ukur dalam menilai seseorang, hayo betul tidak?? :)

Padahal masa lalu seseorang yang kelam, belum tentu masa depannya suram. Siapapun pasti tidak ingin punya masa lalu atau masa depan yang kelam, tidak ada satu pun. Dan ketika seseorang, pernah punya catatan hidup yang kelam, pasti dia tidak ingin berada dalam kondisi itu seterusnya. Selalu ada SEMANGAT untuk terus bergeser kearah yang positif dan menuju kebaikan. Dan semangat itu tidak tanggung-tanggung, sangat besar kobaran api semangatnya, namun biasanya yang terjadi saat kondisi seperti itu, yang ada malah orang itu dijauhi orang karena masa lalunya, miris!

Saya dan beberapa orang lain yang terjun dalam bisnis, pernah mengalami yang namanya “jatuh”, bangkrut dan sebagainya. Hal yang pasti dari kejadian itu dikondisi yang bisa dibilang tidak punya duit, hanya segelintir orang yang masih SETIA dan mau berteman tanpa tapi,  bukan karena memandang apa yang saya miliki tapi murni hubungan yang saya bilang malah seperti saudara, susah seneng dirasakan bareng. Bahkan banyak yang ditinggalkan, orang2 yang dicintainya karena merasa hidupnya sudah ruwet.

Dari masa lalu, ada pelajaran yang bisa saya petik, tentang pelajaran untuk diri saya sendiri pastinya, untuk selalu berhati-hati – waspada, dari pengalaman itu bisa menjadi alat untuk memfilter orang-orang yang benar-benar care dengan saya.

Memang menyedihkan karena ternyata banyak yang pergi, tapi saya lebih memilih percaya sama Tuhan saja, yang pergi pasti akan diganti dengan yang baru dan lebih baik :).

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Terjebak dalam pikiran


Beberapa hari ini, buku The Secret tulisan Rhonda Byrne, menjadi teman sehari-sehari. Buku ini sebenarnya buku lama, tapi entah kenapa ketika dulu menemukan buku ini di Gramedia, belum ada klik sama sekali, hanya sekilas saja membacanya. Setelah membaca buku ini dan mencoba flashback dengan beberapa kejadian yang saya alami tentang ketakutan, kegundahan dan berbagai macam pikiran negatif lainnya, ternyata semua dibahas mendetail di buku ini.

Buku ini mengupas tentang Hukum Tarik Menarik, yang cara kerjanya seperti magnet, itulah pikiran kita. Ketika kita memikirkan hal-hal yang menakutkan, kemungkinan besar hal itu yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Begitu juga sebaliknya, ketika kita berpikir positif, maka pikiran akan mengirim sinyal itu ke Semesta, dan seperti magnet, pikiran kita akan menarik hal-hal yang serupa. Betapa Hebatnya pikiran kita J.

Jadi tidak heran, yang punya hobi galau, yang ada makin lama making nggak karuan pikirannya, karena pikiran yang galau itu akan menarik pikiran-pikiran yang sama atau sefrekuensi dalam Semesta dan akhirnya 1 pikiran galau ditambah pikiran2 galau yang banyaaakkkk, ampun deh. Pasti nggak enak tuh rasanya J. Udah jatuh, tertimpa tangga, ketumpahan cat, bangun2 terpeleset, jatuh lagi dannnn terusss sial. Mau kayak gitu??!!! *amit2*

HINDARI KATA2 “JANGAN”, “TIDAK”, “BUKAN”, dll
Ini yang perlu diingat, karena sangat penting, Hukum Tarik Menarik tidak pernah memperhitungkan kata2 penolakan, seperti “jangan”, “tidak”, “bukan” atau kata2 penolakan lainnya. Misal nih, “Saya TIDAK ingin menderita” ini direspon oleh Hukum Tarik Menarik sebagai “Saya ingin menderita”. Tuh parahkan??

Makanya yuk dilatih, selalu BERPIKIR POSITIF. Saya pun juga masih belajar untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sukses ya :).

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Tidak Ada Yang Salah Dengan Pilihan



Berjalan sendirian, di tengah kerumunan orang yang tidak sependapat / sefrekuensi dengan kita, seringkali membuat kita tersisihkan, seakan- akan apa yang menjadi pilihan kita adalah suatu hal yang salah dan tabu, karena tidak mengikuti pilihan yang dilakukan kebanyakan orang. Mungkin rasanya aneh, karena menurut kita tidak ada yang salah, karena kita tiap pribadi dibekali dengan akal yang luar biasa dan tujuan hidup masing-masing.

Ya memang seperti itu kebanyakan yang terjadi di masyarakat kita, berbeda berarti aneh, bukan berarti unik dan berkarakter. Entah dengan orang-orang yang berada di sekelilingmu, bersyukurlah ketika mereka bisa menerima perbedaan itu. Tapi yang saya alami secara pribadi, ya memang seperti itu, berbeda berarti bermusuhan, sehingga sering timbul gesekan-gesekan dan saya berusaha memaklumi itu. Saya punya pilihan hidup sendiri dan saya yakin punya kemampuan untuk mencapai dan meraih mimpi2 saya, yang sering mereka tertawakan.

Dan, jujur sangat melegakan bisa sharing dengan orang-orang yang frekuensinya sama dan nyambung untuk diajak berbicara tentang solusi dan mimpi. Dan yang terpenting, punya sosok pendamping, yang secara total memantau sepak terjang kita, yang siap akan menjewer kita saat salah atau keluar jalur, bahkan bisa juga mensupport dan memberikan dorongan semangat kepada kita saat yang dilakukan memuaskan.

Betapa baiknya Tuhan, setahun yang lalu saya sempat mengalami yang namanya “jatuh” dan tepat setahun kemudian, bulan Juni ini, rasanya seperti di lahirkan kembali. Semangat yang secara bertahap kembali 100%, Bertemu dengan teman-teman dan keluarga baru, Mendapat ilmu baru dan saya yakin, kedepan ini rencanaNya pun akan terus Luar Biasa. Thanks God :).

*Sepenggal Kisah Kecil dari Sebuah Rumah Belajar JRU ( Jaringan Rumah Usaha ) Semarang

Senin, 10 Juni 2013

Bagikan Kisahmu dalam Tulisan

Ketika saya berada di area “jatuh”, setiap hari menjadi hari-hari yang luar biasa, yang tidak pernah saya alami, berada di bawah tekanan yang tidak terlihat tapi tekanan itu benar-benar ada dan nyata. Tidak ada yang tahu, karena saya berusaha untuk selalu mencoba bersikap wajar dan normal di hadapan orang-orang. Namun terkadang, saya juga butuh cerita, bukan untuk meminta belas kasihan, tapi lebih sekedar melepas sedikit demi sedikit tekanan itu.

SHARING,
pelajaran penting yang saya petik dari pengalaman ke “jatuh” an saya kemarin, bahwa bukan hanya saja yang mengalaminya, butuh untuk share, saya yakin masih banyak yang butuh share dari orang-orang di sekeliling kita, namun karena mungkin malu, mereka tak mampu berbicara banyak. Saya percaya masih banyak orang BAIK TANPA TAPI, yang tanpa pamrih untuk membantu sesamanya, meskipun hanya menjadi pendengar yang baik.

Ketika apa yang saya rasakan tidak mampu terungkap dengan baik, MENULIS adalah salah satu cara saya untuk mengurangi tekanan-tekanan itu. Berhasilkah? Menurut saya, sampai saat ini cukup efektif. Rasanya beban perlahan-lahan terkikis. Thanks God :).

mungkin teman-teman bisa mencoba dengan MENULIS, karena saya yakin, banyak yang tidak mampu secara gamblang menceritakan semua persoalan yang telah ataupun sedang terjadi.

Setiap KISAH selalu BERMAKNA,
sekalipun KISAH itu terasa sangat PAHIT.

Memahami Gelar-gelar Fotografi